JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Warga Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, mengeluhkan minimnya pasokan air bersih untuk kebutuhan mandi.
Meski kebutuhan air minum masih tercukupi, air untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK) nyaris tidak tersedia.
"Begini, di sini air bersih untuk minum cukup. Antrean suka banyak karena PAM belum produksi untuk kebutuhan sehari-hari mandi. Jadi untuk mandi belum ada," kata Agus, 55 tahun, warga setempat, Jumat, 4 Juli 2025.
Ia mengaku terpaksa menggunakan air kotor dari sumur galian untuk mandi karena tidak ada alternatif lain.
"Terpaksa mandi pakai air kotor. Kami bikin sumur, itu air kotor. Jadi kami terpaksa mandi itu," ujarnya.
Baca Juga: Kolaborasi Persija Jakarta dan PAM JAYA, Edukasi Air Bersih Lewat Sepak Bola
Agus menyebut, warga kini harus antre di instalasi Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO), tempat air yang seharusnya untuk konsumsi kini digunakan untuk mandi.
"Air ada, tapi lebih dari 1 bulan mati. Jadi harus ke sini kalau ambil air bersih. Jadi banyak antre, jadi mereka buat air bilas. Padahal harusnya buat minum," tambahnya.
Keluhan serupa juga disampaikan Ratna (39). Ia menilai PAM Jaya seharusnya mendistribusikan air bersih secara gratis karena kondisi kekurangan air bersih di wilayah mereka.
"Kalau dari warga, PAM Jaya itu harus gratis. Karena warga Pulau Kelapa itu kekurangan air. Dari air BWRO dan SWRO itu harus gratis," ucapnya.
Ratna mengatakan, warga kini sepenuhnya berharap kepada PAM Jaya karena pasokan air bersih sudah dua bulan tidak mengalir.
Baca Juga: Ketua DPRD Bogor Dukung Tirta Kahuripan Tingkatkan Akses Layanan Air Bersih
"Karena sekarang harapan kami semua buat mandi mengandalkan PAM Jaya. Itu sudah mau dua bulan enggak jalan," katanya.
Ia menambahkan, warga harus membeli air dari BWRO seharga Rp1.000 per jeriken, baik untuk minum maupun mandi.
"Kalau buat minum beli 1000 se jeriken. Kalau buat mandi kami lihat SR-nya berapa pemakaian kita," ujar Ratna. (cr-4)