JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, M Taufik Zoelkifli, menyebut kebijakan penurunan tarif parkir offstreet, seperti di mal atau gedung perkantoran, merupakan salah satu instrumen untuk mengurangi kemacetan di ibu kota.
"Jadi tidak semata-mata bertarget mendapatkan PAD atau pendapatan daerah yang tinggi dari parkir, tapi ini juga sebenarnya adalah instrumen untuk membuat Jakarta tidak macet atau lalu lintasnya teratur," kata Taufik dalam pesan tertulis, Sabtu, 28 Juni 2025.
Politisi PKS yang akrab disapa MTZ ini menjelaskan, Perda tentang perparkiran sedang dalam proses pembenahan. Salah satunya dengan menurunkan tarif parkir offstreet.
"Dan memang parkir ini bisa untuk pengendalian lalu lintas, jadi salah satu instrumen untuk mengendalikan kemacetan di jalan-jalan dengan cara bagaimana membuat parkir itu teratur," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa tarif parkir terbagi menjadi dua, yakni onstreet dan offstreet. Parkir onstreet adalah parkir di badan jalan yang dikelola Pemprov DKI Jakarta melalui UP Perparkiran.
"Tapi sekarang masalah kita adalah banyak sekali tempat parkir liar yang uangnya tidak masuk ke dalam pendapatan dari Pemda Jakarta," kata MTZ.
Menurutnya, tarif parkir offstreet yang tinggi membuat masyarakat lebih memilih parkir sembarangan di lokasi liar.
"Maka dibuat kebijakan bagaimana kalau parkir dalam gedung itu diturunkan, sehingga banyak mobil atau motor yang mau parkir di dalam aja deh, lebih aman dan juga tidak mahal," ucapnya.
MTZ mencontohkan penurunan tarif parkir di Universitas Trisakti. Untuk sepeda motor, tarifnya hanya Rp2.000.
"Nah, ketika tarif parkir turun menjadi Rp2 ribu, motor-motor pada parkir di dalam," tuturnya.