JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Film berjudul Seribu Bayang Purnama mengangkat problematika keluarga petani di pedesaan yang jarang diketahui masyarakat kota.
Film produksi Baraka Films ini menceritakan kesulitan petani mendapatkan modal untuk mengolah lahan, terutama karena mahalnya harga pupuk dan pestisida kimia yang biasa digunakan.
Akibatnya, petani terjerat rentenir dengan bunga pinjaman yang tinggi, sehingga mereka hidup dalam lingkaran kemiskinan yang tak berujung.
Sutradara Yahdi Jamhur mengatakan, film ini dibuat terinspirasi dari kisah tersebut agar masyarakat lebih memahami derita para petani.
"Lantaran para petani inilah, yang menjadi tiang utama atau tulang punggung pengadaan pangan secara nasional," kata Yahdi saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Kamis, 27 Juli 2025.
Baca Juga: Tayang 2 Juli 2025, Berikut Sinopsis Film Jurassic World Rebirth Dibintangi Jonathan Bailey
Yahdi menjelaskan, pembuatan film ini dipicu tantangan sekaligus dukungan produser eksekutif Joao Mota, penggiat pertanian alami yang peduli nasib petani Indonesia.
Joao membawa ide cerita tentang keberhasilan seorang petani muda di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mempelopori Metode Tani Nusantara, yaitu metode pertanian alami yang mudah, murah, dan sederhana.
"Dengan menerapkan metode ini, para petani tidak perlu lagi bergantung pada rentenir dan pupuk pestisida pabrikan berbahan kimia yang mahal. Biaya pertanian bisa ditekan hingga 80 persen," jelas Yahdi.
Namun, menerapkan metode alami di desa yang sudah sangat bergantung pada pupuk kimia tidak mudah.
Baca Juga: Spesifikasi iPhone 15 Pro Max yang Digunakan untuk Syuting Film 28 Years Later
Perjuangan para perintis metode pertanian alami mendapat perlawanan dari juragan pupuk pabrikan, yang juga tergambar dalam film.
"Konflik antara pejuang tani alami dengan juragan pupuk pabrikan, yang diwarnai kisah cinta problematik, menjadi bagian paling menarik dalam film ini," ujar Yahdi.
Yahdi berharap film ini menginspirasi generasi muda terjun ke dunia pertanian, seperti yang dicontohkan Putro Hari Purnomo, tokoh utama film.
Putro adalah pemuda yang kembali dari kota ke kampung halamannya untuk menggerakkan petani menerapkan metode pertanian alami.
Baca Juga: Sinopsis Film 28 Years Later yang Syuting Pakai iPhone 15 Pro Max
Film ini sengaja dibuat di sebuah desa di Yogyakarta dengan pengambilan gambar sinematik yang membuat penonton seolah berada di alam pedesaan, mengingatkan pada akar budaya.
"Didukung alur cerita dan penokohan kuat melalui skenario yang ditulis Swastika Nohara," tambah Yahdi.
Seribu Bayang Purnama akan tayang serentak di jaringan bioskop nasional pada 3 Juli 2025.