Stephanie Poetri dan Asher Novkov di hari pernikahan mereka pada 1 Juni 2025. Pasangan ini memilih hidup childfree, dengan dukungan penuh dari keluarga. (Sumber: Instagram/@stephaniepoetri)

HIBURAN

Stephanie Poetri Anak Titi Dj Pilih Childfree: Tak Mau Tambah Populasi Dunia yang Sudah Padat

Rabu 25 Jun 2025, 08:35 WIB

POSKOTA.CO.ID - Penyanyi muda berbakat Stephanie Poetri kembali menjadi perbincangan setelah mengumumkan keputusan pribadinya bersama sang suami, Asher Novkov, untuk tidak memiliki anak.

Pernikahan mereka yang berlangsung pada 1 Juni 2025 sempat menjadi sorotan, tidak hanya karena sosok Stephanie sebagai anak dari diva legendaris Indonesia, Titi DJ, tetapi juga karena keputusan mereka untuk menjalani hidup dengan prinsip childfree.

Dalam pernyataan yang disampaikan kepada media, Titi DJ, ibu dari Stephanie, mengungkapkan bahwa ia mendukung sepenuhnya pilihan putrinya dan menegaskan pentingnya menghormati keputusan hidup setiap individu, termasuk dalam hal memiliki keturunan.

"Kalau mereka enggak mau punya anak ya berarti itu pilihannya mereka. Saya juga enggak bisa memaksakan," ujar Titi DJ.

Baca Juga: Skandal Video 7 Menit Msbreewc dan Ello MG Viral, Link Rekaman Full Durasi Masih Diburu Netizen

Alasan di Balik Pilihan Hidup Tanpa Anak

Stephanie dan Asher memiliki pandangan yang kuat terhadap isu populasi dunia. Mereka menganggap bahwa jumlah penduduk bumi saat ini telah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Ketimbang menambah populasi dengan kehadiran anak biologis, pasangan ini lebih memilih untuk fokus pada kontribusi lain bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Keputusan ini mencerminkan meningkatnya kesadaran generasi muda terhadap dampak lingkungan, keterbatasan sumber daya alam, serta dinamika global seperti krisis iklim dan ekonomi. Dalam wawancaranya, Stephanie menyebutkan bahwa mereka ingin menjalani hidup yang bermakna tanpa harus memenuhi ekspektasi konvensional soal berkeluarga.

Titi DJ: Ibu yang Adaptif di Era Modern

Sebagai seorang ibu, Titi DJ menunjukkan sikap terbuka dan adaptif terhadap perubahan nilai-nilai dalam kehidupan berumah tangga anak-anaknya. Bagi Titi, kebahagiaan dan kesadaran penuh anaknya dalam membuat keputusan hidup jauh lebih penting dibandingkan tekanan sosial untuk memiliki cucu.

Pernyataan Titi DJ ini menuai pujian dari warganet, yang melihatnya sebagai contoh positif dalam membangun hubungan orangtua-anak yang sehat dan suportif. Dukungan orangtua terhadap pilihan childfree masih menjadi hal yang langka di banyak budaya, termasuk Indonesia, di mana tekanan untuk memiliki anak dalam pernikahan masih sangat kuat.

Fenomena Childfree: Antara Hak Pribadi dan Norma Sosial

Istilah childfree merujuk pada pilihan sadar seseorang atau pasangan untuk tidak memiliki anak sepanjang hidupnya. Keputusan ini berbeda dengan childless, yang mengacu pada keadaan tidak memiliki anak karena alasan medis atau faktor eksternal lainnya. Dalam kasus Stephanie dan Asher, pilihan ini dilakukan secara sadar dan merupakan hasil pemikiran panjang.

Fenomena childfree semakin sering muncul di kalangan milenial dan Gen Z di berbagai negara, termasuk Indonesia. Alasan yang melatarbelakangi keputusan ini beragam, mulai dari kekhawatiran terhadap perubahan iklim, beban ekonomi, hingga keinginan untuk mengejar gaya hidup yang lebih bebas dan berfokus pada pengembangan diri.

Namun, dalam budaya timur yang menjunjung tinggi nilai keluarga dan keturunan, pilihan ini kerap menimbulkan polemik. Tidak jarang pasangan childfree mendapat tekanan dari keluarga atau masyarakat sekitar karena dianggap tidak mengikuti “kodrat” atau kewajiban sosial.

Populasi Global dan Dampaknya pada Pilihan Pribadi

Salah satu alasan yang disampaikan oleh Stephanie dan Asher adalah kekhawatiran mereka terhadap populasi dunia yang sudah sangat tinggi. Data dari World Population Prospects 2022 menunjukkan bahwa penduduk dunia telah melebihi 8 miliar jiwa. Peningkatan populasi ini disertai dengan tantangan besar: perubahan iklim, polusi, keterbatasan sumber daya air dan pangan, serta tekanan terhadap sistem pendidikan dan kesehatan.

Dalam konteks ini, pilihan childfree dilihat oleh sebagian orang sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap bumi. Meskipun masih menjadi topik kontroversial, keputusan semacam ini mulai mendapatkan pemahaman di kalangan yang lebih luas seiring meningkatnya kesadaran terhadap isu-isu global.

Perspektif Psikologi dan Sosial Terhadap Pasangan Childfree

Dari sudut pandang psikologis, keputusan untuk childfree tidak berarti seseorang menolak keintiman keluarga atau memiliki kehidupan sosial yang tidak lengkap. Sebaliknya, banyak pasangan childfree yang tetap menjalani hubungan keluarga harmonis, aktif dalam kegiatan sosial, bahkan menjadi figur inspiratif dalam bidang masing-masing.

Banyak studi juga menunjukkan bahwa kepuasan hidup pasangan childfree bisa sebanding, bahkan lebih tinggi dalam beberapa aspek dibandingkan pasangan dengan anak, terutama ketika keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan matang.

Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa keputusan ini bukan sekadar gaya hidup semata, melainkan pilihan yang dilandasi oleh kesadaran, nilai, dan visi masa depan yang berbeda dari norma mayoritas.

Dukungan Publik dan Respons Netizen

Keputusan Stephanie Poetri ini memicu diskusi di berbagai platform media sosial. Sebagian besar netizen memberikan dukungan, memuji keberanian Stephanie dan Asher dalam mengambil keputusan yang tidak populer. Banyak pula yang mengapresiasi keterbukaan Titi DJ sebagai orang tua yang tidak memaksakan kehendak kepada anak-anaknya.

Namun, tidak sedikit pula komentar bernada skeptis atau menyayangkan keputusan tersebut, terutama dari kelompok masyarakat yang memandang keturunan sebagai warisan penting dalam keluarga.

Baca Juga: 7 Kota Terbaik di Indonesia untuk Ditinggali Saat Masa Pensiun yang Nyaman dan Tenang

Apakah Childfree Menjadi Tren Masa Depan?

Tren childfree diprediksi akan terus meningkat, terutama di negara-negara dengan tingkat urbanisasi tinggi, keterbukaan informasi, dan krisis lingkungan yang semakin nyata. Di Indonesia sendiri, meskipun masih dianggap tabu oleh sebagian kalangan, diskusi tentang hak reproduksi dan pilihan gaya hidup semakin mendapatkan tempat.

Kehadiran figur publik seperti Stephanie Poetri yang secara terbuka menyatakan pilihannya ini bisa menjadi titik awal untuk pembicaraan yang lebih luas mengenai hak untuk menentukan arah hidup masing-masing tanpa tekanan sosial yang berlebihan.

Keputusan Stephanie Poetri dan Asher Novkov untuk menjalani hidup tanpa anak adalah refleksi dari dinamika nilai-nilai modern, kesadaran global, dan kebebasan individu dalam merancang masa depan.

Dengan dukungan penuh dari keluarga, terutama sang ibunda Titi DJ, pasangan ini menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak harus selalu mengikuti pola tradisional.

Dalam masyarakat yang semakin kompleks, penting bagi kita semua untuk membangun ruang dialog dan penghormatan terhadap beragam pilihan hidup. Apakah seseorang memilih untuk memiliki anak atau tidak, keduanya adalah bentuk valid dari perjalanan manusia menuju kebahagiaan dan makna hidup.

Tags:
Populasi dunia dan childfreeTiti DJ dukung anakKeputusan tidak punya anakPernikahan Stephanie PoetriAsher Novkov suami StephanieStephanie Poetri childfree

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor