Soto Babat dan Ayam 68, salah satu tempat kuliner di Ciputat Timur, Tangsel, yang recommended. (Sumber: POSKOTA | Foto: Ali Mansur)

JAKARTA RAYA

Rekomendasi Kuliner di Tangsel: Soto Babat dan Ayam 68, Rasa di Atas Harga

Sabtu 21 Jun 2025, 17:13 WIB

CIPUTAT TIMUR, POSKOTA.CO.ID - Di Jalan WR Supratman, Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), terdapat soto 'gerobakan' yang wajib dicoba, khususnya oleh pecinta soto, bernama Soto Babat dan Ayam 68.

Berlokasi di pinggir jalan yang sibuk, Soto Babat dan Ayam 68, menyajikan soto babat dan soto ayam dengan rasa yang lezat tak sebanding dengan harganya.

"Di sini soto paling murah, Rp15 ribu untuk soto babat dan Rp10 ribu untuk soto ayam per porsi. Kalau (pedagang) yang lain sudah Rp20 ribu ke atas, tapi rasa dijamin enak," ujar Ripno, pemilik warung kepada Poskota, Kamis, 19 Juni 2025.

Meski harga ekonomis, kualitas rasa soto ini mampu bersaing dengan warung soto lainnya. Racikan bumbu yang pas dan bahan segar menghasilkan soto babat dengan tekstur empuk, bebas bau, dan porsi melimpah.

Baca Juga: Jembatan Merah, Ikon Kuliner di Kota Bogor yang tak Pernah Sepi

Setiap porsi soto babat dilengkapi kentang, tauge, emping, dan usus sapi yang gurih. Pelanggan dapat memilih kuah bening yang segar atau kuah santan yang kental dan creamy, menjadikan pengalaman makan semakin nikmat.

Soto ayam tak kalah memikat dengan harga Rp10 ribu per porsi. Isiannya melimpah, termasuk suwiran ayam, bihun, kol, irisan tomat, dan taburan koya yang melimpah, disiram kuah kaldu kaya rempah.

Tersedia dalam varian kuah bening atau santan, soto ayam ini cocok untuk sarapan atau makan siang karena rasanya yang ringan tapi kaya aroma.

"Pagi jam 07.00 WIB sudah buka, tutupnya sore, karena lapaknya gantian dengan pedagang lain. Pembayaran sekarang bisa pake QRIS jadi lebih memudahkan pelanggan," kata Ripno.

Saat ini kata Ripno, untuk kemudahan, pembayaran kini bisa dilakukan via QRIS. Soto Babat dan Ayam 68 bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga memanjakan lidah dengan cita rasa otentik yang sulit dilupakan. Sehingga pembeli tak perlu khawatir jika lupa membawa uang tunai atau cash.

Jaga Cita Rasa di Tengah Tantangan Ekonomi

Soto Babat dan Ayam 68, salah satu tempat kuliner di Ciputat Timur, Tangsel, yang recommended. (Sumber: POSKOTA | Foto: Ali Mansur)

Di tengah menurunnya daya beli masyarakat dan penurunan omzet penjualan, Ripno, memilih untuk tidak menaikkan harga demi mempertahankan loyalitas pelanggan.

Soto babat tetap dibanderol Rp15 ribu per porsi, sedangkan soto ayam Rp10 ribu per porsi. Alih-alih menaikkan harga, Ripno memutuskan untuk mengurangi porsi hidangan.

"Saya enggak tega menaikkan harga, kasihan pelanggan. Jadi, saya kurangi porsinya saja, apalagi sekarang penggemar soto babat tidak sebanyak dulu," ungkap pria asal Jepara, Jawa Tengah tersebut.

Baca Juga: Jelajahi Kuliner Khas Berbahan Durian

Meski porsi dikurangi, Ripno berkomitmen menjaga kualitas rasa agar pelanggan tetap puas. Keputusan ini tidak selalu mudah, karena beberapa pelanggan mengeluhkan porsi yang lebih kecil. Namun, Ripno berusaha menjelaskan tantangan ekonomi yang dihadapinya.

"Harapan saya, di kondisi ekonomi seperti sekarang, harga-harga bisa stabil dan tidak ada yang naik. Penjualan sekarang sulit, tidak seperti dulu," tutur Ripno dengan penuh harap.

Bertahun-Tahun Rasa Tak Pernah Berubah

Soto Babat dan Ayam 68, salah satu tempat kuliner di Ciputat Timur, Tangsel, yang recommended. (Sumber: POSKOTA | Foto: Ali Mansur)

Di tengah hiruk-pikuk Jalan WR Supratman, Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Soto Babat dan Ayam 68 menjadi magnet bagi pecinta kuliner tradisional.

Salah satu pelanggan setia, Lisa Sulistya, 26 tahun, mengaku, telah menjadikan warung soto ini sebagai tempat favoritnya sejak delapan tahun silam.

“Rasa soto di sini tidak pernah berubah, selalu konsisten. Saya tak pernah kecewa,” ungkap perempuan asal Kediri, Jawa Timur tersebut.

Bagi perempuan yang berprofesi sebagai guru bahasa Inggris itu, Soto Babat dan Ayam 68 adalah warung kaki lima dengan kelezatan makanan tradisional yang sulit ditandingi.

Ia mengaku lebih menyukai makanan tradisional seperti soto ketimbang fast food atau hidangan modern.

“Makanan cepat saji itu rasanya standar, kurang greget. Kalau soto di sini, bumbunya nendang, kuahnya kaya rasa, apalagi soto babatnya,” ucap Lisa.

Soto babat, dengan babat sapi yang empuk dan bebas bau, menjadi menu andalannya. Kuah santan yang creamy atau kuah bening yang segar, ditambah isian seperti tauge, kentang, emping, dan usus sapi, selalu sukses memanjakan lidahnya.

Kebiasaan Lisa bersama suaminya makan di warung Ripno sudah menjadi rutinitas, setidaknya sekali sebulan.

“Kalau lagi kangen, pasti ke sini. Biasanya saya nambah nasi, soalnya porsinya pas dan rasanya bikin pengin nambah terus,” kata Lisa sambil tertawa.

Menurut Lisa, rasa yang konsisten membuat dirinya tak pernah berpaling ke soto babat lain. Bahkan, dia mengaku sudah sejak 2019, dirinya berlangganan Soto Babat dan Ayam 68. Karena itu, ia selalu merekomendasikan soto pak Ripno itu ke teman-temannya jika sedang ada di Ciputat.

“Sudah lama lima tahun lebih, kalau enggak salah pertama kali itu tahun 2028. Banyak tempat lain yang rasanya berubah-ubah, tapi di sini tetap sama dari dulu enak, gurih," kata Lisa.

Tags:
Tangerang SelatanTangselCiputat TimurKulinerSoto Babat dan Ayam 68

Ali Mansur

Reporter

Mohamad Taufik

Editor