POSKOTA.CO.ID - Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan. Pada Selasa 17 Juni, gunung berapi setinggi 1.584 meter di Pulau Flores ini meletus dengan dahsyat, menyemburkan kolom abu vulkanik setinggi 10.000 meter ke atmosfer.
Pihak berwenang pun segera menaikkan status siaga ke level tertinggi dalam skala empat tingkat. Erupsi ini langsung berdampak besar pada sektor transportasi udara di wilayah sekitar.
Bandara-bandara terdekat terpaksa ditutup sementara, sementara puluhan penerbangan dibatalkan akibat ancaman abu vulkanik. Tidak hanya itu, otoritas setempat juga memerintahkan evakuasi warga yang tinggal di zona bahaya untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut.
Kepanikan mulai terlihat di sejumlah daerah terdampak, terutama di kawasan Flores dan Bali. Abu vulkanik yang menyebar luas mengganggu jarak pandang, sementara getaran dan gempa vulkanik masih terus terdeteksi hingga Rabu 18 Juni. Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tetap waspada mengingat potensi bahaya seperti aliran lahar dan hujan abu masih mengancam.
Baca Juga: Sebanyak 4 Ribu Warga Diungsikan Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Bandara Ngurah Rai Bali Terdampak, 32 Penerbangan Dibatalkan
Akibat aktivitas gunung berapi Lewotobi Laki-Laki, beberapa penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dibatalkan, kata operator bandara Angkasa Pura Indonesia dalam keterangannya.
Penerbangan yang dioperasikan oleh Jetstar, Virgin Australia, Air India, Tigerair, Juneyao Airlines, dan Air New Zealand terkena dampak, menurut situs web bandara internasional Bali.
Jetstar mengonfirmasi pihaknya telah menunda penerbangan dari dan menuju Bali, dengan harapan awan abu vulkanik akan hilang pada Rabu malam. Sementara itu, AirAsia membatalkan atau menjadwal ulang penerbangan ke Bali, Lombok, dan Labuan Bajo, serta memberikan bantuan kepada penumpang yang terdampak.
Sebanyak 32 penerbangan domestik dan internasional di Bandara Ngurah Rai dibatalkan. Meski bandara tetap beroperasi, seorang petugas layanan pelanggan mengatakan kepada AFP, "Itu tergantung pada rute dan juga maskapai."
Tiga Bandara di Flores Ditutup Sementara
Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere ditutup hingga Kamis pagi. Dua bandara lokal lainnya di Flores juga mengalami penutupan sementara, menurut Kementerian Perhubungan.
Erupsi ini mengganggu perjalanan sekitar 14.000 penumpang, memicu kekacauan di sektor penerbangan.
Baca Juga: Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Warga Desa Kringa Dievakuasi
Abu Vulkanik Hantam Desa Sekitar, Warga Dievakuasi
Abu vulkanik menyebar ke desa-desa terdekat, sementara getaran dan letusan masih terdeteksi hingga Rabu.
Abdul Muhari, juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menyatakan, “Tak kurang dari 450 keluarga dari desa-desa yang terkena dampak… telah menempati tempat pengungsian yang dilengkapi dengan fasilitas listrik dan air bersih.”
Badan Geologi mengimbau warga dan wisatawan untuk menjaga jarak minimal tujuh kilometer dari kawah. Mereka juga memperingatkan potensi aliran lahar, lumpur vulkanik yang bergerak cepat, jika hujan turun di sekitar kawasan tersebut.
Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan properti.
Baca Juga: 87 Penerbangan di Bandara Bali Kena Imbas Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
Riwayat Erupsi Lewotobi Laki-Laki
Gunung Lewotobi Laki-Laki berpasangan dengan puncak tetangganya, Gunung Lewotobi Perempuan. Pada November tahun lalu, gunung ini sempat meletus berulang kali, menewaskan sembilan orang, mengganggu penerbangan internasional ke Bali, dan memaksa ribuan warga mengungsi.
Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, menjadikannya rawan terhadap aktivitas vulkanik dan gempa bumi. Peningkatan kewaspadaan terus dilakukan untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut.
Pihak berwenang terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki secara intensif. Masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan informasi terbaru dari Badan Geologi dan BPBD setempat serta mematuhi semua arahan evakuasi demi keselamatan bersama.
Letusan kali ini kembali mengingatkan kita akan potensi bencana vulkanik di Indonesia yang terletak di Ring of Fire. Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan bencana yang lebih baik untuk meminimalisir dampak di masa depan.