“Bulan pertama nyesel sih, tapi setelah itu ya udah, gue mulai jalanin semua sendiri,” katanya sambil tersenyum.
Baca Juga: Timothy Weah Menanti Petuah Sang Ayah
Perjalanan finansial Timothy dimulai bukan dari dunia saham atau Bitcoin, melainkan dari dunia game online.
Saat SMP, ia membuka jasa joki permainan mobile. Setelah itu, ia sempat merambah bisnis pomade impor, meski harus berhenti karena masalah izin BPOM.
Namun titik baliknya terjadi saat ia mulai terjun ke pasar saham pada usia 15 tahun.
Menurut laporan Timothy bahkan sudah bisa mengantongi penghasilan hingga Rp30 juta per bulan dari trading sebelum lulus SMA.
Dirinya juga sempat mengelola portofolio pribadi dengan nilai hampir Rp1 miliar.
Pada usia 19 tahun, Timothy mendirikan Ternak Uang, sebuah platform edukasi finansial yang menyasar kalangan milenial dan Gen Z.
Di waktu yang hampir bersamaan, ia juga meluncurkan Akademi Crypto, yang menjadi media pembelajaran kripto berbasis komunitas.
Selain itu, Timothy juga terlibat dalam pengelolaan dana investasi lewat entitas Ronald Capital, serta mengembangkan beberapa inisiatif seperti platform investasi Multivac Crypto.
Meski kerap disandingkan dengan nama-nama besar dalam dunia kripto, Timothy enggan menyebut secara pasti nilai kekayaannya.
Beberapa laporan menyebut kekayaan dari portofolio saham dan kripto Timothy bisa mendekati Rp300 miliar, tetapi angka itu belum pernah dikonfirmasi langsung oleh yang bersangkutan.