POSKOTA.CO.ID - Simak berikut ini kunci jawaban dan contoh soal Post Test PPG 2025 materi PSE 1 Modul 2 Pembelaaran Sosial Emosional, studi kasus dan solusi praktis guru.
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan fondasi penting dalam membentuk karakter siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi berbagai dinamika kehidupan.
Namun, implementasi PSE di sekolah kerap diwarnai beragam tantangan. Oleh karena itu, bagi para guru penting untuk mempelajarinya untuk mendapatkan hasil terbaik.
Berikut ini selengkapnya analisis mendalam terhadap lima skenario umum yang dihadapi guru, dilengkapi dengan pilihan tindakan dan solusi paling efektif, berdasarkan post-test Modul 2 PSE.
Baca Juga: Kunci Jawaban Modul 2 Topik 3 Experential Learning PPG 2025: Mengembangkan Rencana Pembelajaran
Skenario 1: Mengatasi Konflik Antarsiswa dalam Kerja Kelompok
Soal: Bu Indah adalah guru kelas 6 SD. Dalam tugas kelompok, Bu Indah memperhatikan bahwa siswanya yaitu Danu dan Ninda bertengkar akibat adanya perbedaan pendapat. Anda mencoba melerai dan membimbing mereka agar saling menghargai pendapat satu sama lain. Namun, Danu berpendapat bahwa Ninda selalu ingin mengambil alih semua keputusan dan menolak ide dari anggota kelompok lainnya. Sementara Ninda merasa bahwa pendapat dari anggota lain tidak sesuai dengan instruksi tugas. Ia juga menginginkan pekerjaan kelompok ini cepat selesai dengan mengikuti cara-cara darinya. Alhasil, antara Danu dengan Ninda tidak ada yang ingin mengalah dan meminta maaf satu sama lain. Dalam situasi ini, tindakan apa yang sebaiknya dilakukan oleh Bu Indah agar Danu dan Ninda dapat menunjukkan keterampilan sosial dan dalam bekerja sama?
A. Memberikan teguran yang konstruktif untuk Danu dan Ninda agar dapat menghargai pendapat satu sama lain dan mengambil keputusan bersama.
B. Menginisiasi sesi refleksi diri untuk para siswa dalam bekerja kelompok dan pentingnya mendengarkan dan menghargai satu sama lain.
C. Menghargai pendapat mereka dan mempercayai bahwa seiring waktu Danu dan Ninda dapat berubah dan bisa saling menghargai pendapat satu sama lain.
D. Memberikan Danu dan Ninda tugas dengan bagian yang berbeda sehingga mereka bisa tetap berkontribusi tanpa saling berkonflik satu sama lain.
E. Memberikan aturan dalam berkelompok dengan menetapkan waktu khusus brainstorming ide untuk seluruh anggota kelompok secara adil.
Kunci Jawaban: B
Analisis: Menginisiasi sesi refleksi diri (B) adalah pendekatan yang paling efektif. Konflik antara Danu dan Ninda berakar pada kurangnya keterampilan sosial dan empati. Melalui refleksi, mereka diajak untuk memahami perspektif masing-masing, mengenali pentingnya mendengarkan, dan menghargai kontribusi orang lain dalam konteks kerja sama tim. Ini mendorong pembelajaran jangka panjang tentang resolusi konflik.
Baca Juga: Kunci Jawaban Post Test PPG 2025 Modul Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai, Cek di Sini!
Skenario 2: Tantangan Guru sebagai Panutan dalam Disiplin Waktu
Soal: Pak Andi adalah wali kelas yang sering mengingatkan siswa untuk datang tepat waktu ke sekolah dan masuk kelas sesuai jadwal. Namun belakangan ini banyak siswa yang memulai protes karena Pak Andi sendiri sering datang terlambat apabila ditelusuri. Keterlambatan Pak Andi bukan tanpa alasan. Akan tetapi, Pak Andi sedang merawat orang tuanya yang sedang sakit dan terkadang membutuhkan waktu yang lebih lama ketika pagi hari sehingga ia datang terlambat. Meskipun demikian, siswa tidak mengetahui alasan keterlambatan tersebut sehingga mereka merasa ada ketidaksesuaian antara ucapan dan tindakan Pak Andi. Jika Anda menjadi Pak Andi, bagaimana cara menyikapi para siswa?
A. Tetap konsisten mengingatkan siswa untuk datang tepat waktu ke sekolah dan menghimbau mereka untuk tidak mengikuti tindakan Anda.
B. Meminta bantuan dari guru bimbingan konseling atau BK untuk memberikan pemahaman kedisiplinan waktu kepada siswa.
C. Mengapresiasi siswa yang telah konsisten datang tepat waktu untuk membangun budaya positif yang tidak tergantung sepenuhnya pada figur guru.
D. Menjadikan masukan dari siswa sebagai bahan dalam melakukan refleksi diri dan menjadi evaluasi dalam menjadi suri teladan siswa.
E. Melakukan evaluasi diri dan mencari solusi alternatif sehingga dapat berkomitmen untuk datang tepat waktu ke sekolah.
Kunci Jawaban: E
Analisis: Opsi E menunjukkan sikap profesional dan bertanggung jawab. Sebagai seorang pendidik, penting untuk mengakui kritik siswa, melakukan evaluasi diri atas ketidaksesuaian antara ucapan dan tindakan, serta secara proaktif mencari solusi atas masalah pribadi yang memengaruhi kinerja. Ini mencerminkan komitmen terhadap peran sebagai panutan dan integritas.
Skenario 3: Mengelola Antusiasme Siswa dalam Pembelajaran Praktik
Soal: Anda adalah guru yang ingin mengajarkan konsep pertolongan pertama pada kecelakaan kepada siswa kelas 4 SD. Anda meminta para siswa untuk berkelompok dan melaksanakan praktik bermain peran (role play) dengan cara salah satu siswa pura-pura terluka ringan dan yang lain menjadi penolong. Saat kegiatan berlangsung, para siswa terlihat sangat antusias. Namun, banyak yang tidak memperhatikan arahan dari Anda. Terlihat banyak siswa bermain saat role play sehingga berlarian. Anda berusaha menghentikan kegaduhan dan mengarahkan siswa kembali ke aktivitas yang lebih terarah. Tetapi sebagian siswa justru menjadi semakin gaduh. Bahkan ada yang menolak mengikuti instruksi Anda. Dalam situasi ini, apa tindakan Anda?
A. Menghentikan kegiatan role play dan mengubahnya dengan memberikan materi secara lisan yang dapat membuat para siswa tenang.
B. Mencoba memberikan contoh hasil role play yang menarik agar mereka memperhatikan Anda dan kembali fokus menyelesaikan aktivitas role play.
C. Menerapkan sistem reward langsung misalnya stiker atau pujian untuk siswa yang mengikuti instruksi dengan baik saat kegiatan berlangsung.
D. Menghentikan kegiatan role play serentak dan meminta siswa bergantian melakukan role play di depan kelas sehingga menjadi kondusif sehingga berjalan kondusif.
E. Menjadikan kegiatan role play sebagai pekerjaan rumah dan menghimbau orang tua untuk mengawasi sehingga pembelajaran berjalan kondusif.
Kunci Jawaban: D
Analisis: Menghentikan role play serentak dan meminta siswa bergantian tampil di depan kelas (D) adalah cara efektif untuk mengembalikan kendali dan fokus. Metode ini mengurangi keramaian, memungkinkan guru memberikan perhatian individual, dan menjadi contoh langsung yang dapat diikuti oleh seluruh kelas, sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah dan kondusif.
Baca Juga: Soal dan Kunci Jawaban FPPN Post Tes Modul 3 PPG 2025: Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai
Skenario 4: Membangun Kolaborasi Lintas Mata Pelajaran dalam Proyek Experiential Learning
Soal: Anda seorang guru matematika di sebuah SMA untuk mengajarkan konsep statistika. Anda merancang sebuah proyek experiential learning yang dikemas dengan proyek menganalisis data dalam kehidupan sehari-hari. Para siswa akan mengumpulkan data, menganalisisnya, dan mempresentasikan temuan mereka dalam bentuk laporan dan presentasi. Anda berencana melibatkan guru bahasa Indonesia untuk membantu mereka dalam menulis laporan yang baik dan guru BK untuk memfasilitasi keterampilan komunikasi dan kerja sama tim. Beberapa guru di sekolah merasa proyek ini akan terlalu banyak melibatkan waktu di luar kelas dan khawatir mengganggu jadwal pembelajaran mereka. Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?
A. Menyusun ulang rencana proyek agar tetap bisa berjalan dengan skala lebih kecil dan waktu lebih fleksibel sambil tetap mengajak guru yang bersedia untuk terlibat sesuai dengan kemampuan.
B. Menjelaskan tujuan proyek kepada guru-guru yang akan terlibat dan meminta kesediaan mereka untuk memberikan dukungan dengan waktu yang fleksibel atau secara tambahan di luar jam kelas.
C. Mengadakan diskusi kolaboratif dengan guru terkait untuk menjelaskan manfaat lintas mata pelajaran dalam proyek ini dan mengatur pembagian waktu agar tidak mengganggu agenda utama pembelajaran.
D. Memutuskan untuk menjalankan proyek ini hanya dalam lingkup cukup mata pelajaran Anda tanpa melibatkan guru lain agar tidak menimbulkan konflik, waktu dan prioritas dalam kegiatan pembelajaran.
E. Menganalisis kelebihan dan kekurangan pelaksanaan proyek ini apabila lebih banyak kekurangannya. Mempertimbangkan untuk menunda proyek di semester depan agar lebih siap.
Kunci Jawaban: C
Analisis: Pilihan C adalah langkah strategis untuk membangun kolaborasi. Mengadakan diskusi kolaboratif memungkinkan guru menjelaskan manfaat integrasi lintas mata pelajaran, menunjukkan bagaimana proyek ini justru dapat memperkaya pembelajaran tanpa mengganggu jadwal inti, serta menemukan solusi bersama untuk pembagian peran dan waktu.
Skenario 5: Mengatasi Kekhawatiran Guru dalam Pembentukan Satgas Anti-Perundungan
Soal: Dalam rangka membangun school wellbeing, Anda mengusulkan pembentukan satuan tugas atau satgas anti-perundungan. Pada awalnya program ini disambut baik oleh para guru dan siswa sehingga banyak di antara mereka mendaftarkan diri sebagai anggota Satgas. Namun tim dari perwakilan guru khawatir jika nantinya tidak dapat meluangkan waktu untuk membina dan menjalankan tugasnya di Satgas karena beban mengajar yang tinggi. Kondisi ini juga dikhawatirkan akan berdampak pada aktivitas efektivitas atau efektivitas program-program yang akan dilaksanakan nantinya sehingga dampak nyata dari keberadaan Satgas tidak sepenuhnya terasa. Melihat situasi ini, tindakan apa yang Anda lakukan?
A. Mengusulkan agar pimpinan sekolah memberikan insentif tambahan bagi guru yang aktif dalam satgas untuk meningkatkan motivasi mereka.
B. Meminta pimpinan menghimbau para guru untuk memprioritaskan tanggung jawab mereka di satgas agar satgas berjalan aktif ataupun efektif.
C. Mengintegrasikan pekerjaan Satgas ke dalam pembelajaran bimbingan konseling sehingga dapat meringankan beban tim dan perwakilan guru.
D. Bersama-sama mengkaji program dengan menyesuaikan kondisi para anggota sehingga program tetap memiliki dampak dan berjalan efektif.
E. Membuat sistem kerja berbasis jadwal rotasi atau pembagian shift ringan bagi guru anggota Satgas sehingga tidak membebani pekerjaan inti mengajar.
Kunci Jawaban: D
Analisis: Pilihan D adalah solusi yang paling adaptif dan berkelanjutan. Mengkaji ulang program bersama dengan anggota Satgas menunjukkan penghargaan terhadap kekhawatiran mereka. Dengan menyesuaikan program agar sesuai dengan kondisi dan ketersediaan waktu guru, Satgas dapat tetap berjalan efektif dan memberikan dampak positif tanpa menambah beban kerja yang berlebihan. Ini juga mendorong rasa kepemilikan bersama terhadap program.