POSKOTA.CO.ID - Dalam dunia pendidikan dasar, terutama pada siswa kelas awal seperti kelas 1 SD, pendekatan pembelajaran yang menyentuh nilai-nilai kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan. Salah satu pendekatan tersebut dapat ditemukan dalam buku Bahasa Indonesia: Aku Bisa! untuk SD/MI Kelas I edisi revisi 2023 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemdikbudristek.
Bab 8 dalam buku ini yang berjudul “Di Sekitar Rumah” mengajak siswa mengenal lingkungan sekitar dan membangun karakter positif melalui cerita tokoh Mimi.
Cerita ini tersebar pada halaman 123 hingga 132 dan mengandung pesan moral sederhana namun kuat tentang pentingnya menggunakan empat kata ajaib dalam berinteraksi sosial.
Rangkuman Cerita Mimi
Cerita Mimi berkisah tentang keseharian seorang anak yang tinggal di lingkungan rumah yang akrab dan penuh interaksi dengan orang-orang sekitar. Dalam aktivitasnya, Mimi menggunakan kata-kata sopan yang disebut sebagai kata ajaib. Kata-kata ini menjadi bagian penting dari pelajaran Bahasa Indonesia karena selain melatih kemampuan berbahasa, juga menanamkan nilai-nilai kesopanan dan empati sosial sejak dini.
Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Halaman 132
Soal 1
“Kalian sudah menirukan ucapan Mimi. Sekarang, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.”
a. Empat kata ajaib apa yang tadi diucapkan Mimi?
Jawaban: Tolong, terima kasih, maaf, dan permisi.
b. Pernahkah kalian mengucapkan kata-kata ajaib itu?
Jawaban: Ya, pernah.
c. Kapan kalian perlu mengucapkan kata-kata ajaib itu?
Jawaban:
- Tolong: Saat kita membutuhkan bantuan dari orang lain, seperti meminta tolong mengambilkan barang.
- Terima kasih: Setelah menerima bantuan, hadiah, atau kebaikan dari seseorang.
- Maaf: Ketika kita melakukan kesalahan, baik kecil maupun besar, kepada siapa pun.
- Permisi: Ketika hendak melewati orang lain, memasuki ruangan, atau menyela pembicaraan.
Penggunaan kata-kata ajaib ini sebaiknya dibiasakan baik di sekolah, rumah, maupun tempat umum sebagai bentuk penghargaan terhadap orang lain.
Soal 2
“Ayo, beri tahu Moko kata ajaib mana yang harus ia ucapkan.”
Dalam latihan ini, siswa diminta mengamati gambar yang terdapat di halaman selanjutnya, lalu menentukan kata ajaib yang sesuai dengan situasi dalam gambar. Ada empat pilihan kata ajaib di dalam kotak: tolong, terima kasih, maaf, dan permisi.
Jawaban:
Karena soal ini berbasis gambar yang tidak disertakan dalam konteks ini, maka pendekatannya adalah menyesuaikan kata ajaib dengan konteks gambar. Misalnya:
- Jika Moko meminta bantuan kepada temannya, maka kata yang tepat adalah "tolong".
- Jika Moko menerima hadiah dari temannya, maka kata yang tepat adalah "terima kasih".
- Jika Moko tidak sengaja menyenggol temannya, maka kata yang sesuai adalah "maaf".
- Jika Moko ingin melewati seseorang atau masuk ke ruangan, maka kata yang tepat adalah "permisi".
Nilai Edukasi di Balik Kata Ajaib
Penggunaan empat kata ajaib ini tidak sekadar menjadi bentuk sopan santun, tetapi juga sarana membentuk karakter anak sejak dini. Dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini mencerminkan nilai-nilai berikut:
- Kognitif: Siswa memahami penggunaan kata sesuai konteks.
- Afektif: Siswa menumbuhkan empati dan penghargaan terhadap orang lain.
- Psikomotorik: Siswa mampu mempraktikkan penggunaan kata dalam kehidupan sehari-hari.
Peran Guru dan Orang Tua dalam Pendampingan
Guru dan orang tua memegang peran penting dalam memastikan pembelajaran ini tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi diterapkan dalam keseharian anak. Panduan dalam kunci jawaban ini dapat digunakan sebagai acuan, namun siswa tetap dianjurkan mengerjakan terlebih dahulu secara mandiri.
Kenapa Kunci Jawaban Itu Perlu Tapi Bukan Segalanya?
Kunci jawaban memiliki fungsi sebagai:
- Panduan koreksi: Membantu orang tua/guru memeriksa hasil kerja anak.
- Alat refleksi: Membantu anak memahami mana jawaban yang benar atau masih perlu dibenahi.
- Sarana diskusi: Memicu obrolan antara anak dan pendamping belajar untuk memperkuat nilai-nilai moral yang dipelajari.
Namun penting untuk diingat bahwa pembelajaran sejati terletak pada proses berpikir, bukan semata hasil akhir.
Kurikulum Merdeka dan Penekanan pada Karakter
Kurikulum Merdeka memberikan ruang luas untuk membangun karakter siswa melalui pendekatan yang humanis, kontekstual, dan menyenangkan. Salah satu bentuknya adalah penggunaan cerita dalam pembelajaran seperti pada bab ini.
Kisah Mimi yang ringan dan dekat dengan kehidupan anak menjadi contoh efektif bagaimana literasi dan karakter bisa dibangun bersamaan. Ini juga mengajarkan bahwa belajar Bahasa Indonesia tidak hanya tentang membaca dan menulis, tapi juga memahami nilai-nilai sosial.
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 1 SD halaman 132 Kurikulum Merdeka ini adalah bagian dari proses pembelajaran yang mendalam tentang pentingnya berbahasa yang baik dan membentuk karakter sopan anak-anak sejak usia dini.
Dengan memahami dan mempraktikkan empat kata ajaib: tolong, terima kasih, maaf, dan permisi, siswa diharapkan dapat menjadi individu yang tidak hanya cerdas dalam akademik, tetapi juga unggul dalam akhlak dan perilaku sosial.