Erupsi dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki sebabkan hujan kerikil. Bagaimana kondisi terkini Simak laporan langsung dari lokasi dan imbauan resmi PVMBG. (Sumber: magma.vsi.esdm.go.id)

Daerah

Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus: Status Naik ke Awas, Warga Diimbau Waspada Potensi Erupsi Susulan

Rabu 18 Jun 2025, 12:10 WIB

POSKOTA.CO.ID - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan.

Badan Geologi menaikkan status gunung tersebut menjadi Level IV (Awas) pada Selasa 17 Juni 2025 pukul 15.00 WITA, menyusul peningkatan signifikan dalam aktivitas seismik dan deformasi tanah.

Hanya dalam waktu dua jam setelah kenaikan status, gunung setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut itu meletus dengan dahsyat.

Kolom abu vulkanik membumbung setinggi lebih dari 10.000 meter, disertai luncuran awan panas dan hujan kerikil yang mengancam permukiman warga di sekitarnya.

Baca Juga: Profil Gunung Lewotobi yang Dikabarkan Meletus, Penerbangan ke Bali Dibatalkan, di Mana Letak Gunung Lewotobi?

Erupsi Besar Disertai Awan Panas

Badan Geologi melaporkan, “Telah terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 17 Juni 2025 pukul 17.35 WITA dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 10.000 meter di atas puncak (lebih kurang 11.584 meter di atas permukaan laut).”

Letusan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan durasi 6 menit 53 detik, disertai luncuran awan panas ke berbagai arah. “Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat,” jelas keterangan resmi Badan Geologi.

Peningkatan Aktivitas Vulkanik Sebelum Erupsi

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan, peningkatan status didasarkan pada analisis visual dan instrumental.

“Hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki meningkat, sehingga tingkat aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) terhitung tanggal 17 Juni 2025 pukul 15.00 WITA.”

Data kegempaan menunjukkan lonjakan drastis: dari rata-rata 8-10 gempa vulkanik dalam per hari menjadi 50 kali dalam dua jam sebelum erupsi. Selain itu, alat tiltmeter dan GPS mendeteksi anomali inflasi, mengindikasikan tekanan magma di dalam tubuh gunung.

Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi 2 Kali dalam 5 Jam, Ada Dentuman Keras

Dampak Erupsi: Hujan Kerikil dan Abu Vulkanik

Letusan ini memicu kepanikan warga di sekitar lereng gunung. Arsen Wepi (34), warga Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, mengaku mendengar suara gemuruh dahsyat. “Dari Hewa terlihat jelas. Kami semua terkejut, dengar suara gemuruh kuat sekali,” ujarnya.

Hujan kerikil dan abu vulkanik mengguyur permukiman, termasuk di Desa Watowara, Kecamatan Titehena. Konrardus Sang Angin, warga yang sedang berada di Maumere, melaporkan, “Dari wilayah Misir (Maumere) terlihat sangat jelas. Lewotobi Laki-laki erupsi lagi.”

Imbauan untuk Masyarakat Setempat

Badan Geologi mengeluarkan sejumlah imbauan:

Baca Juga: Apa Perbedaan Gunung Lewotobi Laki‑Laki dan Perempuan? Heboh Erupsi Hebat di NTT

Pemantauan terus dilakukan oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki dan PVMBG, berkoordinasi dengan BPBD NTT.

Status Awas masih berlaku, dan masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi erupsi lanjutan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki.

Tim ahli mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada terhadap segala perkembangan dan mengikuti arahan evakuasi dari pihak berwenang.

Dengan status Awas yang masih berlaku, potensi erupsi susulan masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Masyarakat diharapkan mematuhi seluruh rekomendasi keselamatan dan segera melapor ke posko terdekat jika menemukan tanda-tanda bahaya baru di wilayah mereka.

Tags:
PVMBGGunung ApiErupsiabu vulkanikBadan GeologigunungvulkanikNusa Tenggara TimurFlores TimurGunung Lewotobi Laki-laki Gunung LewotobiNTT

Aldi Harlanda Irawan

Reporter

Aldi Harlanda Irawan

Editor