POSKOTA.CO.ID - Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) menjadi salah satu pendekatan penting dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025.
Penerapan PSE dalam PPG 2025 menjadi bagian integral dari Modul 2, yang menitikberatkan pada kemampuan guru merancang dan mengimplementasikan pembelajaran bermakna dan transformatif.
Modul ini menyoroti bagaimana guru bisa menjadi teladan, bukan sekadar pengajar di ruang kelas, tetapi juga role model dalam menunjukkan empati, pengelolaan emosi, hingga pengambilan keputusan yang bijak.
Melalui contoh jurnal ini, ditampilkan praktik nyata implementasi PSE dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas IV SD.
Fokus utamanya adalah bagaimana guru mengintegrasikan nilai-nilai sosial emosional ke dalam materi teks narasi, dengan topik pembelajaran yang menonjolkan karakter tokoh dan nilai moral.
Jurnal ini tidak hanya mendokumentasikan proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, namun juga menyertakan refleksi kritis dan evaluasi mendalam dari guru, termasuk umpan balik dari rekan sejawat.
Berikut adalah contoh jurnal modul 2 PPG 2025 yang bisa dijadikan gambaran bagi para peserta.
Baca Juga: 3 Contoh Soal dan Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG 2025: Peran Guru di Pendidikan Nilai
Contoh Jurnal Modul 2 PPG 2025
Jurnal Pembelajaran: Merancang Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dengan Topik Peran Guru Sebagai Teladan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menyediakan ruang luas untuk menanamkan nilai-nilai melalui cerita.
Teks narasi, dengan tokoh dan alur yang menyentuh, menjadi media yang efektif untuk mengasah kesadaran diri, empati, dan kemampuan mengambil keputusan yang bijak.
Dalam pembelajaran ini, guru memilih cerita "Kisah Si Kancil dan Buaya" sebagai bahan eksplorasi PSE.
Dengan menjadikan guru sebagai teladan dalam setiap aktivitas kelas, murid tidak hanya diajak untuk memahami isi cerita, tetapi juga menghayati makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.
B. Mengenal PSE dan Peran Guru sebagai Role Model
Apa Itu Pembelajaran Sosial Emosional?
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah pendekatan yang mengembangkan lima kompetensi sosial emosional (KSE) berdasarkan kerangka dari CASEL.
- Kesadaran Diri (Self-awareness)
- Manajemen Diri (Self-management)
- Kesadaran Sosial (Social-awareness)
- Keterampilan Berelasi (Relationship skills)
- Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible decision-making)
C. Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional
Tujuan Umum:
Menumbuhkan karakter murid yang tangguh secara emosional, sehat secara sosial, dan mampu membuat keputusan yang bijak demi kesejahteraan jangka panjang mereka.
Tujuan Spesifik:
- Murid memahami emosi tokoh dalam cerita.
- Murid menghubungkan perasaan tokoh dengan pengalaman pribadi.
- Murid menunjukkan empati terhadap tokoh.
- Murid bekerja sama secara positif dalam kelompok.
- Murid mampu menarik pesan moral dari cerita dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG 2025, Topik 3: Apakah Perilaku Guru Perlu Diatur?
D. Tantangan dalam Penerapan PSE
1. Konsistensi Guru
Tidak mudah untuk terus-menerus tampil sebagai teladan yang ideal, terutama saat guru sendiri menghadapi tekanan atau kelelahan emosional.
2. Keragaman Sosial Murid
Perbedaan latar belakang dan tingkat perkembangan emosional murid membuat pendekatan PSE harus bersifat fleksibel dan adaptif.
3. Pengukuran Kualitatif
Berbeda dengan nilai matematika, kompetensi sosial emosional sulit dinilai dengan angka. Guru perlu mengandalkan observasi dan catatan anekdot.
4. Keterbatasan Waktu
Guru perlu cerdas mengintegrasikan PSE tanpa mengorbankan capaian akademik, salah satunya dengan menyisipkan PSE dalam materi pelajaran seperti narasi.
E. Rancangan Pembelajaran PSE
1. Tujuan dan Alur Pembelajaran
Melalui cerita fabel "Si Kancil dan Buaya", murid diajak menyelami berbagai emosi, rasa percaya, kecewa, hingga marah.
Guru membimbing murid mengenali emosi tokoh dan merefleksikannya ke dalam kehidupan nyata.
Alur Pembelajaran:
- Pengenalan unsur teks narasi
- Membaca cerita bersama
- Mengidentifikasi perasaan tokoh
- Diskusi nilai moral
- Bermain peran dan refleksi
- Praktik Pembelajaran PSE dalam Kelas
F. Strategi Asesmen PSE
Asesmen Awal (Diagnostik)
Guru memulai kelas dengan teknik “Roda Emosi”, di mana murid diminta menyebutkan emoji yang menggambarkan perasaan mereka. Ini membantu guru memahami kondisi awal emosional kelas.
Asesmen Akhir (Formatif)
- Observasi: Guru mencatat interaksi murid dalam diskusi dan bermain peran.
- Produk: Peta pikiran berisi karakter tokoh dan pesan moral.
- Unjuk kerja: Murid memainkan peran tokoh dan menunjukkan pemahaman emosi.
G. Praktik Pembelajaran PSE dalam Kelas
Pendahuluan
Guru menyambut dengan hangat, mengajak murid berdoa, dan membuka percakapan tentang pengalaman pribadi. Ini menciptakan iklim emosional yang aman.
Inti
- Read Aloud: Guru membacakan cerita dengan ekspresi untuk menggambarkan emosi tokoh.
- Diskusi Berpasangan: Murid mengidentifikasi emosi dan penyebabnya.
- Kerja Kelompok Jigsaw: Setiap kelompok membahas aspek berbeda dari cerita.
- Bermain Peran: Murid memerankan adegan, lalu merefleksi emosi tokoh yang mereka mainkan.
Penutup
Guru dan murid menyimpulkan pelajaran, merefleksi nilai kejujuran, dan memberi apresiasi. Doa dan salam menjadi penutup yang lembut namun bermakna.
H. Refleksi dan Evaluasi Pembelajaran
Refleksi Diri
Guru merasakan suasana kelas menjadi lebih hidup dan penuh empati. Namun, kegiatan bermain peran memerlukan penyesuaian waktu. Guru juga belajar pentingnya memberikan apresiasi secara lebih spesifik dan personal.
Umpan Balik Rekan Sejawat
- Ibu Sari: Menyarankan pembagian peran dalam kelompok agar lebih adil.
- Bapak Budi: Mengapresiasi konsistensi guru sebagai teladan, menyarankan penyederhanaan lembar observasi.
- Ibu Ratna: Mengusulkan eksplorasi cerita dengan emosi lebih kompleks di pertemuan selanjutnya.
I. Rencana Tindak Lanjut
- Manajemen Waktu: Mengatur waktu diskusi dengan timer agar kegiatan efektif.
- Diferensiasi Murid: Memberi dukungan khusus bagi murid yang pasif.
- Revisi Instrumen Asesmen: Membuat checklist yang lebih ringkas dan praktis.
- Pengayaan Materi: Mencari cerita naratif lain dengan emosi yang lebih beragam.
- Apresiasi Spesifik: Melatih diri untuk menyebutkan perilaku positif secara rinci.
Jurnal ini menegaskan bahwa implementasi PSE dalam PPG 2025 bermakna hanya jika guru bersedia menjadi teladan hidup bagi murid.
DISCLAIMER: Contoh soal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing peserta.
Artikel ini tidak bermaksud untuk mendorong tindakan tidak jujur, melainkan memberikan dukungan akademik yang proporsional dan edukatif.