Secara ketinggian, puncak Lewotobi Laki-Laki berada di ketinggian sekitar 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Sementara itu, Lewotobi Perempuan justru memiliki puncak yang sedikit lebih tinggi, yakni sekitar 1.703 mdpl.
Meskipun tampak serupa dan berdampingan, aktivitas vulkanik kedua gunung ini sangat berbeda.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Masyarakat Diminta Waspadai Banjir Lahar
Perbedaan paling mencolok antara keduanya terletak pada frekuensi letusan.
Gunung Lewotobi Laki-Laki diketahui memiliki tingkat aktivitas vulkanik yang lebih tinggi dan cenderung lebih sering meletus.
Letusan terakhir sebelum Juni 2025 bahkan tercatat pada bulan Maret 2025, yang menyebabkan langit gelap gulita dan membuat warga sekitar mengungsi.
Sebaliknya, Gunung Lewotobi Perempuan tergolong pasif dan sangat jarang meletus.
Dalam catatan sejarah, gunung ini hanya tercatat meletus sebanyak dua kali, yakni pada tahun 1921 dan 1935.
Sejak saat itu, Lewotobi Perempuan tidak menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan hingga saat ini.