POSKOTA.CO.ID - Thom Haye, gelandang Timnas Indonesia berdarah Belanda, menjadi sorotan publik sepak bola nasional menyusul statusnya sebagai pemain bebas transfer.
Setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Almere City klub Eredivisie Belanda, nama Haye dikaitkan dengan sejumlah klub Liga 1, termasuk Persija Jakarta.
Spekulasi semakin menguat setelah Direktur Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, mengonfirmasi ketertarikan klub terhadap pemain berusia 29 tahun tersebut.
Meski demikian, keputusan akhir terkait perekrutan Haye disebut masih menunggu lampu hijau dari pelatih kepala, Mauricio Souza.
Baca Juga: Persija Jakarta Dikabarkan Rekrut Eksel Runtukahu, Pengganti Sepadan Yandi Sofyan?
Di tengah dinamika tersebut, perhatian publik tertuju pada satu hal penting: seberapa besar biaya yang harus disiapkan Persija jika ingin mengikat Thom Haye secara resmi? Nilai gaji yang tinggi menjadi salah satu tantangan besar.
Gaji Thom Haye Ditaksir Rp7 Miliar per Musim
Beberapa laporan menyebut bahwa Thom Haye memperoleh gaji yang signifikan saat masih memperkuat klub di Eropa.
Berdasarkan data dari Capology, seorang pemain sekelas Haye bisa meraih bayaran sekitar Rp7,5 miliar per musim, atau setara Rp625 juta per bulan.
Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari estimasi awal yang menyebut gaji sang gelandang mencapai Rp 7,1 miliar per musim saat bermain untuk Almere City.
Baca Juga: Pramono Anung Ungkap JIS Jadi Markas Persija Tanpa Gusur Warga Kampung Bayam
Adapun sumber lain memperkirakan bahwa bila Haye resmi berkarier di Liga 1, ia bisa mengantongi pendapatan bulanan hingga Rp 616 juta, angka yang masih sangat tinggi dalam konteks kompetisi sepak bola Indonesia.
Sebagai perbandingan, saat masih memperkuat SC Heerenveen, Thom Haye disebut menerima bayaran antara Rp 2,7 miliar hingga Rp 3,4 miliar per musim. Nilai tersebut mengalami peningkatan ketika ia hijrah ke Almere City.
Faktor Penentu Nilai Gaji Thom Haye
Sejumlah faktor berperan dalam menentukan nominal gaji yang mungkin disepakati antara pemain dan klub.
Salah satu yang paling mencolok adalah status Thom Haye sebagai pemain internasional Timnas Indonesia.
Dengan performa yang solid dan pengalaman bertahun-tahun di liga top Eropa, nilai tawarnya otomatis tinggi.
Selain itu, nilai pasar Haye yang mencapai Rp 17,38 miliar (menurut situs Transfermarkt per 2025) menjadi acuan penting dalam negosiasi.
Klub yang ingin merekrutnya tentu harus memperhitungkan tidak hanya gaji bulanan, tetapi juga bonus performa, uang muka, dan hak citra pemain.
Persija Jakarta, meskipun dikenal sebagai salah satu klub dengan basis finansial kuat, tetap harus berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, klub Macan Kemayoran sempat diberitakan mengalami tekanan finansial, meski tak pernah dikonfirmasi secara resmi.
Menanti Keputusan Pelatih Persija
Meski rumor terus berkembang di media sosial dan sejumlah portal olahraga, hingga kini belum ada pengumuman resmi mengenai kesepakatan antara Thom Haye dan Persija Jakarta.
Direktur Persija, Mohamad Prapanca, menyebut bahwa pihak manajemen akan menunggu rekomendasi final dari pelatih Mauricio Souza.
Artinya, meski ada ketertarikan, rekrutmen Thom Haye tidak akan dilakukan secara terburu-buru.
Pendekatan ini memperlihatkan kehati-hatian manajemen Persija dalam menyusun strategi transfer, apalagi Liga 1 2025–2026 diprediksi akan semakin kompetitif dengan banyaknya klub yang berbenah.
Thom Haye dan Peluang di Liga 1
Jika akhirnya bergabung dengan Persija Jakarta, kehadiran Thom Haye berpotensi memperkuat lini tengah Macan Kemayoran yang selama ini mengandalkan kombinasi pemain lokal dan asing.
Dengan visi bermain, akurasi umpan, serta kemampuan bertahan yang mumpuni, Haye bisa menjadi pembeda di sektor tengah.
Lebih dari itu, kehadiran Haye juga akan memperkuat citra Liga 1 sebagai kompetisi yang mampu menarik pemain diaspora berkualitas tinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah pemain berdarah Indonesia yang merumput di luar negeri memilih kembali, seperti Sandy Walsh, Rafael Struick, dan Jordi Amat.
Namun jika kesepakatan gagal dicapai, Persija kemungkinan besar akan mengalihkan perhatiannya ke target lain yang lebih realistis secara finansial.
