POSKOTA.CO.ID - Harga minyak dunia melonjak cukup tajam pada penutupan perdagangan Jumat 13 Juni 2025 akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah antara Israel dan Irang yang saling melancarkan serangan udara.
Harga minyak mentah Brent melonjak 7,02 % dan ditutup di level US$74,23 per barel.
Sedangkan minyak acuan Amerika Serikat, West Texat Intermediate (WTI) melesat 7,62% menjadi US$ 72,98 per barel.
Serangan militer Israel menargetkan fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, serta posisi militer penting di Iran.
Serangan ini sebagai awal dari operasi militer jangka panjang untuk mencegah musuhnya membangun senjata nuklir.
Lalu, Iran membalas dengan menjanjikan respons keras dan tak lama setelah perdagangan ditutup, sejumlah rudal Iran dilaporkan menghantam bangunan serta menimbulkan ledakan di Israel.
Adapun Perusahaan Nasional Penyulingan dan Distribusi Minyak Iran menyatakan bahwa fasilitas penyimpanan dan penyulingan tidak mengalami kerusakan dan tetap beroperasi normal.
Saat ini, Iran memproduksi sekitar 3,3 juta barel per harinya serta mengekspor lebih dari 2 juta barel minyak dan bahan bakar setiap harinya.
Ketegangan ini memicu kekhawatiran potensi gangguan terhadap lalu lintas pengiriman di Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis yang menjadi penghubung utama ekspor minyak dari negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Kuwait, Irak, dan Iran.
Baca Juga: Profil Yahya Sinwar, Pimpinan Hamas yang Ditakuti Israel dan Gugur Saat Membela Tanah Air
"Sekitar seperlima dari total konsumsi minyak dunia, atau sekitar 18 hingga 19 juta barel per hari, melewati Selat Hormuz setiap harinya," ujar Rabobank.
Hingga kini, lanjutnya, serangan Israel belum menyasar infrastruktur energi utama Iran, termasuk Pulau Kharg, terminal ekspor minyak yang menangani sekitar 90% ekspor minyak mentah Iran.