POSKOTA.CO.ID – Pengelolaan emosi guru merupakan salah satu aspek krusial dalam proses belajar dan mengajar.
Guru yang mampu mengenali dan mengatur emosinya tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga menciptakan suasana kelas yang kondusif dan mendukung perkembangan sosial-emosional siswa.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai selesai untuk mengetahui informasi selengkapnya.
Baca Juga: PPG 2025: Cara Menerapkan CASEL dalam Kelas, Meningkatkan Harmoni dan Motivasi Belajar
Mengenali Emosi Diri
Langkah awal yang harus ditempuh adalah memiliki kesadaran diri yang baik.
Guru perlu mengenali perasaan yang muncul, apakah itu stres, kelelahan, ataupun kegembiraan, sebelum memasuki kelas.
Dengan mengetahui kondisi emosi diri, guru dapat mengambil langkah preventif agar emosi negatif tidak terbawa ke dalam interaksi dengan siswa.
Refleksi singkat atau jeda sejenak sebelum mengajar bisa membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkan diri secara optimal.
Baca Juga: Kunci Jawaban Modul 2 Topik 1 PPG 2025: Pembahasan Lengkap CASEL dan Pembelajaran Sosial Emosional
Teknik Relaksasi dan Mindfulness
Situasi kelas yang penuh dinamika sering kali membawa tantangan emosional.
Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam dan meditasi singkat bisa menjadi solusi agar guru tetap fokus dan tenang.
Praktik mindfulness membantu menghentikan arus emosi yang tidak konstruktif, sehingga guru dapat menanggapi situasi dengan cara yang lebih bijaksana dan berdampak positif.
Dengan latihan rutin, kemampuan untuk tetap berada dalam kondisi optimal akan semakin meningkat, bahkan saat menghadapi tantangan yang datang mendadak.
Baca Juga: PPG 2025: Kesejahteraan Sekolah dan Fondasi Utama Perkembangan Siswa
Empati dan Fleksibilitas dalam Pembelajaran
Mengelola emosi tak hanya soal menenangkan diri, tetapi juga memahami perasaan siswa.
Sikap empati membuat guru lebih mudah menyesuaikan pendekatan dalam mengatasi perbedaan karakter dan tantangan yang muncul di kelas.
Fleksibilitas dalam metode pengajaran memungkinkan guru untuk beradaptasi dengan cepat ketika situasi tak terduga terjadi.
Misalnya, ketika terjadi kesulitan dalam memahami materi, guru yang sabar dan suportif akan menciptakan hubungan yang lebih harmonis dengan siswa, sehingga mereka merasa dihargai dan dimotivasi untuk belajar.
Metode STOP: Strategi Mengatasi Emosi
Salah satu metode praktis yang dapat diterapkan adalah teknik STOP, yang terdiri dari empat langkah sederhana:
- Stop (Berhenti sejenak): Ketika emosi mulai meningkat, ambil jeda sebelum bereaksi.
- Take a Breath (Tarik napas dalam): Tarik napas dalam-dalam untuk menenangkan pikiran.
- Observe (Amati situasi): Perhatikan baik kondisi diri sendiri maupun kondisi lingkungan sekitar.
- Proceed (Lanjutkan dengan respons positif): Setelah memberikan waktu untuk berpikir, lanjutkan dengan tindakan yang konstruktif.
Teknik ini membantu guru untuk selalu berhenti sejenak, menilai situasi secara objektif, dan memilih respons yang dapat menjaga keharmonisan di kelas.
Baca Juga: Kunci Jawaban Modul 2 PPG 2025 Lengkap: Pembelajaran Sosial Emosional dan School Wellbeing
Menjadi Teladan yang Menginspirasi
Peran guru tidak hanya terbatas pada penyampaian materi pelajaran, tetapi juga sebagai panutan bagi siswa.
Dengan mengelola emosi secara baik, guru menunjukkan bahwa setiap tantangan bisa dihadapi dengan kebijaksanaan.
Sikap tersebut akan menular kepada siswa, yang kemudian belajar untuk mengembangkan kecerdasan emosional mereka sendiri.
Teladan positif tersebut sangat penting dalam membentuk karakter dan kepercayaan diri siswa di masa depan.