Dedi Mulyadi tawarkan kegiatan pengganti PR sekolah (Sumber: Youtube/KDM)

Nasional

PR Sekolah di Jawa Barat Dihapus, Dedi Mulyadi Tawarkan 3 Kegiatan Pengganti

Rabu 11 Jun 2025, 15:13 WIB

POSKOTA.CO.ID - Kebijakan baru dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menghapus pekerjaan rumah (PR) berbentuk tugas tertulis bagi siswa menuai berbagai reaksi dari masyarakat.

Surat resmi dari Dinas Pendidikan Jawa Barat menyebutkan bahwa kebijakan penghapusan PR ini akan mulai diterapkan di seluruh jenjang pendidikan di Jawa Barat pada tahun ajaran 2025/2026.

Namun, keputusan ini menuai perdebatan, terutama di media sosial. Banyak warganet menyuarakan kekhawatiran bahwa kebijakan ini bertentangan dengan kebijakan jam malam yang juga telah diberlakukan sebelumnya.

Salah satu komentar menyebutkan, “Jika anak-anak dilarang keluar malam agar fokus belajar, tapi PR juga dihapus, lalu bagaimana mereka bisa berlatih?”

Baca Juga: Akun Instagram dan TikTok Heri Suryana Apa? Kades Viral Sukabumi Ini Bikin Dedi Mulyadi Terkagum

Komentar lainnya menyatakan bahwa PR penting sebagai sarana siswa untuk mengulang pelajaran di rumah, dan tanpa PR, kualitas pembelajaran bisa menurun.

Namun demikian, dalam surat dari Dinas Pendidikan disebutkan bahwa penghapusan PR akan diimbangi dengan penggantian kegiatan yang lebih kontekstual dan bermakna.

Berikut tiga kriteria kegiatan pengganti yang telah disiapkan

  1. Kegiatan Reflektif dan Eksploratif

Siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan yang meningkatkan kesadaran mereka terhadap keluarga, alam, dan lingkungan sekitar.

  1. Kegiatan Membantu di Rumah dan Sekitar

Siswa dapat melatih tanggung jawab dan pengembangan diri melalui aktivitas seperti membantu orang tua atau terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.

  1. Pengembangan Minat dan Bakat

Siswa diberi ruang untuk mengembangkan diri di berbagai bidang seperti agama, seni, olahraga, sains, teknologi, kewirausahaan, serta kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

Dalam unggahan media sosialnya, Dedi Mulyadi memberi beberapa contoh penerapan dari ketiga poin di atas. Misalnya, anak-anak bisa membantu pekerjaan rumah seperti mengepel, mencuci, atau berkebun.

Ia mencontohkan kegiatan mengepel yang bisa dikaitkan dengan pengetahuan tentang air dan bahan kimia ramah lingkungan, sebagai bentuk pengaplikasian pelajaran di sekolah.

Baca Juga: Siapa Lebih Kaya? Ini Perbandingan Harta Kekayaan Dedi Mulyadi vs Irjen Karyoto, Ayah Maula Akbar dan Putri Karlina

Selain itu, siswa didorong untuk berkarya dalam bidang industri kreatif, seperti membentuk grup musik, menulis buku, membuat puisi, belajar bahasa asing bersama, melukis, mendesain, atau membuat kerajinan tangan.

Semua bentuk kreativitas ini diharapkan mendapat pengakuan dari pihak sekolah.

Tak hanya itu, anak-anak yang tertarik pada bidang pertanian juga didorong untuk belajar langsung di lapangan, seperti mengukur luas sawah dan menghitung hasil panen dengan pendekatan matematika.

Menurut Dedi Mulyadi, kegiatan semacam ini justru bisa memberikan pengalaman hidup yang bermakna bagi siswa.

Ia meyakini bahwa pengalaman langsung seperti inilah yang akan membentuk karakter dan pemahaman yang mendalam, yang tidak selalu bisa didapatkan dari buku pelajaran.

Meski kontroversial, sebagian warganet justru mendukung gagasan ini. Mereka menilai bahwa pembelajaran sejati memang tidak selalu datang dari tugas tertulis, melainkan dari kehidupan itu sendiri.

Tags:
Dinas Pendidikan Jawa BaratDinas Pendidikanpekerjaan rumah Dedi MulyadiGubernur Jawa Barat

Insan Sujadi

Reporter

Insan Sujadi

Editor