7 Jenis Vaksin Covid-19 di Indonesia, Perbedaan dan Efektivitas

Selasa 10 Jun 2025, 13:00 WIB
Pahami perbedaan teknologi vaksin: mRNA (Pfizer), viral vector (AstraZeneca), dan inactivated virus (Sinovac). Mana yang paling cocok untuk kondisi kesehatan Anda. (Sumber: Freepik)

Pahami perbedaan teknologi vaksin: mRNA (Pfizer), viral vector (AstraZeneca), dan inactivated virus (Sinovac). Mana yang paling cocok untuk kondisi kesehatan Anda. (Sumber: Freepik)

"AstraZeneca menggunakan teknologi viral vector, yaitu memanfaatkan virus penyebab pilek pada simpanse yang sudah dimodifikasi agar tidak menyebabkan penyakit. Vaksin ini efektif dalam membentuk kekebalan tubuh dan banyak dipakai di Indonesia, terutama untuk dosis kedua dan booster."

AstraZeneca dikenal dengan efikasi tinggi terhadap varian Delta di masa lalu. Meski sempat menimbulkan kekhawatiran terkait efek samping langka, vaksin ini tetap menjadi pilihan penting dalam program vaksinasi.

Baca Juga: Neymar Jr Positif Covid-19, Absen Pemusatan Latihan Timnas Brasil

  1. Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna: Inovasi mRNA untuk Perlindungan Optimal

"Kedua vaksin ini menggunakan teknologi mRNA yang menginstruksikan tubuh untuk memproduksi protein spike virus, sehingga sistem imun dapat mengenali dan melawan virus Covid-19. Pfizer dan Moderna memiliki tingkat efikasi yang tinggi dan digunakan terutama untuk dosis booster."

Vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna menjadi primadona untuk dosis penguat (booster) karena respons imun yang kuat. Penyimpanannya yang membutuhkan suhu sangat rendah sempat menjadi tantangan di awal distribusi.

  1. Vaksin Sinopharm: Alternatif Inactivated Virus

"Sinopharm juga merupakan vaksin berbasis virus yang sudah dimatikan. Vaksin ini digunakan dalam program vaksinasi pemerintah dan juga tersedia untuk vaksinasi gotong royong."

Sinopharm menjadi alternatif bagi mereka yang memilih platform inactivated virus selain Sinovac. Vaksin ini banyak digunakan dalam program vaksinasi mandiri oleh perusahaan.

  1. Vaksin Janssen (Johnson and Johnson) dan Convidecia: Viral Vector Satu Dosis

"Kedua vaksin ini menggunakan platform viral vector non-replicating dan hanya membutuhkan satu dosis untuk memberikan perlindungan. Vaksin ini telah mendapatkan izin penggunaan darurat di Indonesia dan digunakan sebagai alternatif booster."

Janssen dan Convidecia menjadi solusi praktis untuk daerah dengan cakupan vaksinasi rendah karena hanya memerlukan satu suntikan.

Baca Juga: Covid-19 Kembali Muncul di Indonesia, Epidemiolog: 'Sudah Endemi, Tak Perlu Khawatir'

Pentingnya Vaksinasi Booster dan Pilihan Terkini

"Vaksinasi booster sangat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh yang menurun seiring waktu. Pemerintah Indonesia telah menambahkan beberapa jenis vaksin untuk dosis booster agar masyarakat mendapatkan perlindungan maksimal."

Saat ini, Kementerian Kesehatan merekomendasikan vaksinasi booster setiap 6-12 bulan, terutama bagi kelompok rentan.


Berita Terkait


News Update