JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kebakaran di kawasan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, kerap terjadi dan peristiwa yang terjadi pada Jumat, 6 Juni 2025, merupakan yang terparah.
Maskupah, 38 tahun, masih trauma dengan kejadian kebakaran kemarin, yang melahap rumahnya dan ratusan rumah warga lain.
Pada saat kejadian, sekira pukul 11.00 WIB, ibu rumah tangga ini, sedang tiduran sambil jaga warung sembako miliknya.
"Jadi tau-tau ada warga teriak 'api api', saya langsung loncat. Itu apinya udah deket banget mau ke rumah saya," kata Maskupah kepada Poskota di lokasi, Sabtu, 7 Juni 2025.
Maskupah kemudian bergegas menyuruh anak-anaknya untuk keluar rumah. Dirinya juga masih sempat mengambil dokumen penting di rumahnya tersebut.
Ia mengungkapkan, tiga bangunan rumah milik keluarganya ludes terbakar. Selain rumah, kebakaran juga membuat tiga kendaraan roda dua miliknya ludes.
Baca Juga: Warga Terdampak Kebakaran di Kapuk Muara Jakut Butuh Susu Formula hingga Keperluan Dasar
"Motor saya juga tiga motor hangus. Pas kejadian gak ada suami, cuma ada saya sama anak-anak aja," ucapnya.
Ia berujar, saat ini membutuhkan keperluan dasar di antaranya pakaian dan sejenisnya. Selain makanan, obat-obatan untuk warga juga dibutuhkan selama berada di tempat pengungsian.
"Pakaian juga masih butuh, kalau ada rice cooker buat masak," tukas dia.
Apalagi kejadian kebakaran di kawasan Kapuk Muara, bukan kali pertama terjadi. Menurut Maskupah, kebakaran kali ini yang paling paraj karena menghanguskan banyak rumah.
"Kalau dulu paling cuma beberapa blok aja, beberapa rumah, kalau sekarang kebakarannya cukup parah," ungkap dia.
Baca Juga: Kebakaran Ratusan Rumah di Kapuk Muara Jakarta Utara, Ribuan Jiwa Terdampak
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, sedikitnya 2.000 jiwa dari 400 kepala keluarga terdampak kebakaran di Kapuk Muara.
"Kami memastikan bantuan logistik yang diberikan mencakup kebutuhan paling mendesak, termasuk air minum, perlengkapan anak, serta kebutuhan keluarga dan hunian sementara," kata Isnawa.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan lintas sektor agar penanganan berjalan efektif," tambahnya.