POSKOTA.CO.ID - Krisis kemanusiaan di Gaza terus memantik perhatian dunia. Blokade yang diberlakukan oleh Israel selama bertahun-tahun telah menyulitkan akses bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan warga sipil.
Dalam sebuah aksi solidaritas internasional, aktor kenamaan asal Irlandia, Liam Cunningham yang dikenal lewat perannya sebagai Ser Davos Seaworth dalam serial Game of Thrones bergabung dengan aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, serta sepuluh relawan lainnya dalam misi kemanusiaan yang diberangkatkan pada 1 Juni 2025.
Misi ini menjadi sorotan bukan hanya karena profil para pesertanya, tetapi juga karena tujuan mulianya: menerobos blokade untuk membawa bantuan vital ke Gaza melalui jalur laut, menggunakan kapal Madleen yang dioperasikan oleh koalisi Freedom Flotilla.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Berani Berkorban Demi Kemaslahatan
Misi dari Catania: Aksi Nyata Melawan Ketidakadilan
Perjalanan kemanusiaan ini dimulai dari Pelabuhan Catania di Italia. Para relawan membawa beragam bantuan, termasuk susu formula bayi dan perlengkapan medis yang sangat dibutuhkan di Gaza.
Kapal Madleen dirancang untuk menantang blokade Israel yang telah menghambat masuknya pasokan penting, menyebabkan krisis kemanusiaan berkepanjangan.
Dalam pernyataannya, Greta Thunberg menekankan bahwa diam atas ketidakadilan adalah bentuk pengingkaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ia menyebut bahwa keterlibatannya dalam misi ini merupakan perpanjangan dari perjuangan moral untuk membela hak asasi manusia dan kesejahteraan masyarakat yang terpinggirkan.
"Membiarkan ketidakadilan tanpa tindakan adalah bentuk dukungan terhadap penindasan," ujar Thunberg.
Suara Liam Cunningham: Kemanusiaan Tak Mengenal Profesi
Liam Cunningham menambahkan bahwa keterlibatannya bukan sebagai selebritas, melainkan sebagai manusia yang peduli terhadap penderitaan sesama. Ia menyoroti pentingnya aksi nyata dari individu lintas profesi untuk menanggapi krisis kemanusiaan yang terlalu lama diabaikan.
"Ketika dunia bungkam, penderitaan berlipat ganda. Saya tidak bisa tinggal diam," ungkap Cunningham kepada media sebelum keberangkatan.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa figur publik memiliki peran strategis dalam mengangkat isu-isu global ke permukaan, menyentuh audiens yang lebih luas dan memobilisasi dukungan masyarakat internasional.
Freedom Flotilla: Perlawanan Sipil Non-Kekerasan
Koalisi Freedom Flotilla telah lama dikenal sebagai kelompok kemanusiaan yang menggunakan jalur laut untuk menembus blokade Gaza secara damai.
Mereka menekankan pendekatan non-kekerasan sebagai bentuk perlawanan sipil yang sah terhadap penindasan.
Kapal Madleen merupakan simbol perlawanan damai, membawa harapan bagi ribuan warga Gaza yang selama ini hidup di bawah tekanan ekonomi, sosial, dan militer.
Selain bantuan fisik, kehadiran figur internasional dalam misi ini juga membawa perhatian media global yang sangat dibutuhkan untuk menekan kebijakan blokade.
Respons Internasional dan Tantangan Diplomatik
Langkah para relawan ini tidak terlepas dari tantangan politik. Pemerintah Israel kerap menanggapi keberadaan kapal kemanusiaan dengan penahanan, pengalihan rute, atau bahkan konfrontasi bersenjata seperti yang terjadi pada insiden Mavi Marmara tahun 2010.
Namun demikian, misi tahun 2025 ini mendapat dukungan moral dari sejumlah organisasi hak asasi manusia dan lembaga internasional.
Beberapa negara anggota Uni Eropa juga mulai menunjukkan dukungan terbuka terhadap akses kemanusiaan ke Gaza. Meskipun belum semua pemerintah secara langsung mengutuk blokade, tekanan dari masyarakat sipil internasional semakin besar.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Berani Berkorban Demi Kemaslahatan
Greta Thunberg dan Aktivisme Multi-Isu
Keterlibatan Greta Thunberg dalam misi ini menunjukkan pergeseran penting dalam spektrum aktivisme. Ia yang awalnya dikenal karena advokasi perubahan iklim kini memperluas fokus pada keadilan sosial dan hak asasi manusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Thunberg telah berbicara secara terbuka tentang Palestina, mendesak pemimpin dunia untuk menghentikan pasokan senjata ke Israel dan mengutamakan kemanusiaan. Baginya, perubahan iklim, perang, dan kemiskinan adalah isu yang saling berkaitan dan tak bisa diselesaikan secara parsial.
Misi kemanusiaan ke Gaza yang melibatkan Liam Cunningham dan Greta Thunberg adalah gambaran nyata bahwa krisis global membutuhkan solidaritas lintas batas, lintas profesi, dan lintas isu.
Dalam dunia yang kian terpolarisasi, kehadiran suara-suara moral dari kalangan seniman, aktivis, dan relawan menjadi pengingat bahwa kemanusiaan masih hidup dan diperjuangkan.
Ketika negara-negara gagal bertindak, masyarakat sipil mengambil alih peran itu. Sebagaimana kapal Madleen berlayar menuju Gaza, demikian pula harapan akan dunia yang lebih adil terus mengarungi samudra ketidakpastian.