Tiba di ibu kota, Fitno memulai kariernya dari bawah sebagai seorang telemarketing.
Gaji pertamanya sangat kecil, hanya sekitar Rp600.000 per bulan. Namun, kondisi tersebut tidak membuatnya patah arang.
Dirinya justru semakin terpacu untuk bekerja lebih keras dan mencari peluang yang lebih baik.
Peluang emas datang saat Fitno mendapat kesempatan bekerja di luar negeri, tepatnya di perusahaan telekomunikasi Turkcell di Turki.
Selama dua tahun, ia menggali ilmu, memperluas jaringan, dan memperkaya pengalaman.
Pengalaman inilah yang menjadi batu loncatan besar menuju dunia usaha.
Sekembalinya dari Turki, Fitno mendirikan perusahaan pertamanya, PT MAC Sarana Djaya, yang bergerak di bidang layanan sistem antena terdistribusi (DAS) untuk operator telekomunikasi di Indonesia.
Perusahaan tersebut berkembang pesat dan menjadi pijakan awal kesuksesan bisnis Fitno.
Kesuksesan di sektor telekomunikasi kemudian membawanya melebarkan sayap ke bidang lain, seperti properti dan perhotelan.
Ia juga membangun jaringan F Hotel yang menjangkau berbagai kota besar di Indonesia.
Tak puas hanya dengan sektor properti, Fitno juga menjajal bisnis kuliner lewat restoran Kampoeng Bangka, yang mengusung cita rasa khas tanah kelahirannya.
.jpg)
.webp)
