Sementara itu, suasana haru dan kebingungan dirasakan para pedagang yang lapaknya ditertibkan.
Baca Juga: Pedagang Pasar Baru Keluhkan Sepi Pengunjung Sejak Pandemi, Omzet Anjolok 50 Persen
Tampak di lokasi puluhan lapak dirobohkan. Bahkan di beberapa lapak, beton yang sempat dibangun pedagang juga ikut dihancurkan.
Rumani, 42 tahun, yang sudah berjualan sekira 10 tahun mengatakan, bahwa pembongkaran lapak sangat merugikan dirinya.
"Saya saat ini sedih dan bingung rasanya. Saya hanya tinggal berdua dengan cucu dan kebutuhan berasal dari penjualan ayam saya. Hari ini modal belum balik tapi lapak sudah digusur, besok saya gak tau mau jualan kemana," ujarnya.
Ia mengaku mengalami kerugian hingga 10 juta termasuk dagangan dan biaya sewa lapak.
"Kalau totalnya bisa puluhan juta, saya bayar sewa setiap tahun 5 juta, belum tiap bulan bayar 50 ribu dan setiap hari bayar 10 ribu. Hari ini juga belum bayar ayam ke toke tapi udah digusur," katanya sembari menangis.
Walau sudah diberi surat peringatan oleh Pemkab Tangerang melalui Camat Balaraja, ia tidak dapat meninggalkan lapak karena kondisi tidak memungkinkan.
Rumani pun menuntut pemerintah memberi kepastian terkait lapak baru.
“Lapak baru katanya ada, tapi gak jelas infonya. Saya belum cek lokasi, tapi kata temen lapaknya gak luas, gak cukup untuk yang jualan ayam kayak saya. Makanya saya gak pindah,” lanjutnya.