JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Marketing Director JIEXPO, Ralph Scheunemann, menargetkan transaksi senilai Rp7 triliun lebih pada gelaran Jakarta Fair (Jakfair) Kemayoran yang akan berlangsung pada 19 Juni sampai 13 Juli 2025.
"Kalau bicara target transaksi, kita tetap targetkan di atas 7 triliun," kata Ralph kepada wartawan saat konferensi pers, Rabu, 4 Juni 2025.
Ralph memastikan efisiensi yang dilakukan pemerintah tidak berpengaruh terhadap gelaran Jakfair yang merupakan salah satu pameran terbesar se-Asia Tenggara itu.
"Kalau tentang daya beli masyarakat dan lain-lain, ya memang betul sedang terjadi (penurunan)," jelas dia.
Baca Juga: Mundur 7 Hari, Jakarta Fair Dimulai 19 Juni
"Tapi di satu sisi, kita harus ingat, kenapa di Jakarta Fair transaksinya selalu bagus karena memang banyak gimmick yang diberikan perusahaan, diskon, atau kemudahan," ujarnya.
Ralph menyebut, pihaknya sudah menyiapkan tenan bagi pelaku usaha yang bergabung pada gelaran Jakfair Kemayoran tahun 2025.
Para pelaku usaha di Jakfair Kemayoran dibebaskan untuk berekspresi, misalnya dalam hal pemberian diskon ataupun melakukan inovasi lain untuk menarik pembeli.
"Ini kenyataannya banyak sekali yang hasilnya sukses, khususnya para UMKM dan lain-lain. Karena itu UMKM selalu berebutan ikut lagi tahun depan," jelas Ralph.
"Karena mereka sudah bisa merencanakan. Karena mereka tahu ini event yang ditunggu dan kesempatan mereka mencapai target usaha," tambahnya.
Baca Juga: Transaksi di Jakarta Fair Kemayoran Tembus Rp7,5 M, Sekda DKI Sebut Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Jakarta Fair Kemayoran tahun ini diikuti 2.550 perusahaan, di mana 1.550 stan akan memamerkan berbagai produk unggulan.
Adapun komposisi persentase peserta Jakarta Fair 2025 yakni 55 persen dari sektor swasta dan 45 persen sektor UMKM.
Beragam produk dari berbagai sektor industri akan tampil di Jakarta Fair Kemayoran 2025.
Mulai dari otomotif mobil dan sepeda motor, gadget, komputer, alat olah raga, fashion and garment, perlengkapan rumah tangga.
Kemudian, furniture, barang-barang elektronik, kuliner, industri kreatif, kerajinan tangan, herbal & medicine, perbankan, produk jasa, kosmetik, dan lain-lain.