POSKOTA.CO.ID - Nama Sabyyna mendadak viral di media sosial setelah menjadi korban dugaan tindakan rasisme di halte bus Transjakarta Taman Anggrek, Jakarta Barat.
Insiden tersebut terekam dalam sebuah video yang langsung menyebar luas di TikTok dan platform lainnya, hingga memicu gelombang simpati dan kecaman publik.
Dalam keterangan unggahan akun TikTok Sabyyna menyebutkan bahwa dirinya dipukul dan ditendang saat berada di halte Transjakarta Taman Anggrek.
Ia menjelaskan dirinya mendapat perlakuan tersebut karena memiliki tampilan seperti orang arab.
Baca Juga: Adaptasi Baru Harry Potter di HBO, Inilah Pemeran Baru Golden Trio, Harry, Hermione, dan Ron
“Aku dipukul dan ditendang sama bapak-bapak di halte depan Taman Anggrek, karena tampilan kayak orang arab diikuti dan diteriakin teroris,” keterangan dari Sabyyna dikutip pada Minggu, 1 Juni 2025.
Profil Sabyyna
Sabyyna dikenal sebagai konten kreator TikTok dengan akun @sabyyna yang kini telah memiliki lebih dari 11 ribu pengikut.
Ia kerap membagikan kesehariannya, mulai dari gaya hidup, opini sosial, hingga keseharian sebagai warga urban di Jakarta.
Dengan wajah blasteran Arab, ia kerap menarik perhatian netizen karena kontennya yang autentik.
Nama Sabyyna viral bukan karena kontennya, melainkan karena sebuah video yang memperlihatkan dirinya diteriaki dan diserang secara fisik oleh seorang pria di halte Transjakarta.
Dalam video berdurasi pendek yang sudah ditonton banyak pengguna, pelaku melontarkan kata-kata kasar dan menyebut Sabbyna sebagai "teroris" hanya karena penampilannya.
Kronologi Kejadian
Menurut penuturan Sabyyna melalui akun TikTok-nya, peristiwa memilukan tersebut terjadi sekitar pukul 07.24 WIB pada Jumat, 30 Mei 2025.
Ia menyebutkan bahwa pria tersebut bukan hanya memaki dan menendangnya, tetapi juga menyerang petugas Transjakarta yang berusaha melindunginya.
Bahkan, pelaku diduga menunggu dirinya keluar dari halte, memperlihatkan adanya intensi kekerasan yang serius.
"Aku diserang dan ditendang karena wajahku mirip orang Arab. Bahkan petugas Transjakarta yang membantu juga ikut dipukul," ujar Sabyyna dalam unggahannya.
Baca Juga: Benarkah Indonesia Akan Dilanda Salju di 2026? Ini Asal Mula Rumor yang Bikin Geger Warganet
Sabbyna mengaku sempat kesulitan mendapatkan rekaman CCTV insiden tersebut. Ia diarahkan untuk melapor ke kepolisian terlebih dahulu.
Proses birokrasi berbelit membuatnya hanya bisa mengandalkan kesaksian petugas Transjakarta yang melihat kejadian secara langsung.
“Kantor polisi dan kantor Damri saling melempar. Yang bisa aku kasih sekarang sekarang hanya saksi dari petugas Transjakarta,” ungkapnya.
Meski sedang mengalami trauma, Sabbyna tetap memilih berangkat kerja seperti biasa. Ia berharap video viral tersebut dapat menjangkau pihak keluarga pelaku agar ada pertanggungjawaban, sekaligus mencegah insiden serupa terjadi pada orang lain.
Baca Juga: Beda Usia Kancil Abret dan Malla Bee Berapa? Simak Profil Lengkap Pasangan Influencer Viral Ini
Respon Publik di TikTok
Video viral tersebut turut diunggah ulang oleh pengguna lain bahkan ada yang menjadi saksi mata dan merekam peristiwa.
Tak hanya itu, seorang netizen pun merespon jika Sabbyna membutuhkan saksi mata dirinya siap menjadi saksi.
“Kak saya sempat menyaksikan waktu itu kakak turun di CP, kalo perlu saksi tambahan saya siap bersaksi kak,” tulis seorang netizen.
Kemudian netizen lainnya pun turut merespon dan memberikan kritik terkait tindakan pria tersebut yang dinilai rasis.
Baca Juga: Lirik Lagu Pretty Little Baby dari Connie Francis yang Viral di TikTok, Dirilis Tahun 1962
“Kayaknya emang suka ngatain teroris gitu deh, soalnya di storiesnya juga ada yang dikatain gitu,” kata netizen.
“Giliran kayak gini gak ada komen yang tebak agama, suku dan ras. Coba kalau muslim yang buat kesalahan langsung tebak agama,” kesal netizen.
Dalam informasi terbarunya, Sabyyna telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Grogol Petamburan. Pihak berwajib dikabarkan tengah memproses laporan dan menghimpun keterangan saksi.
“Terima kasih kepada kepolisian yang telah membantu. Semoga tidak ada lagi yang menjadi korban rasisme seperti saya. Kita semua sama, ini hanya ulah oknum,” pungkasnya.