POSKOTA.CO.ID – Pakar ilmu politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai isu reshuffle kabinet yang kembali mencuat belakangan ini merupakan hal yang wajar dan relevan untuk didiskusikan, mengingat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah memasuki bulan ketujuh sejak dilantik.
Dalam pernyataan yang disampaikan usai peringatan Hari Reformasi Nasional pada 21 Mei lalu, Adi merespons usulan sejumlah aktivis 98 yang mendorong agar Presiden Prabowo segera melakukan perombakan kabinet.
Usulan tersebut, menurut Adi, berangkat dari keprihatinan terhadap kinerja sejumlah menteri yang dianggap tidak lagi layak dipertahankan.
Baca Juga: Penampakan Sapi Kurban yang Dipesan Presiden RI Prabowo dari Peternak asal Tangerang
"Ini tentu tidak terlepas dari usulan sejumlah aktivis '98, agar pemerintahan kali ini melakukan reshuffle. Tujuannya adalah untuk melakukan peremajaan, mengganti para pembantu beliau yang dinilai kinerja politiknya tidak lagi bisa diharapkan," ujar Adi pada Rabu, 29 Mei 2025, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Adi Prayitno Official.
Adi menekankan bahwa waktu tujuh bulan merupakan durasi yang cukup bagi presiden untuk mengevaluasi kinerja para menterinya.
Menurutnya, reshuffle merupakan mekanisme reward and punishment yang penting untuk memastikan efektivitas pemerintahan dalam menjawab tantangan bangsa.
"Saya kira pemerintahan Prabowo dan Gibran sudah genap tujuh bulan. Ini adalah waktu yang cukup, untuk memberikan penilaian kepada para pembantu," ujarnya. “Layak tidaknya para menteri dilanjutkan atau diganti, ini sudah saatnya diputuskan.”
Baca Juga: Pertemuan Hangat Prabowo dan Raja Thailand: Kenangan Masa Muda hingga Misi Pererat Kerja Sama ASEAN!
Lebih jauh, ia menilai bahwa sejumlah menteri tidak menunjukkan kinerja yang sesuai harapan presiden, terutama dalam menerjemahkan visi besar Presiden Prabowo.
“Perlu ada pembenahan pada menteri-menteri yang underperform, yang tidak mencapai target-target yang diinginkan presiden,” ucapnya.
Adi juga menyoroti bahwa di tengah situasi politik dan ekonomi global yang tidak menentu, diperlukan figur-figur teknokrat yang memiliki kapasitas dan ketangguhan tinggi untuk mengeksekusi program-program besar seperti makan bergizi gratis dan pembangunan rumah rakyat.
“Implementasi keinginan dan janji pemerintah tidak bisa dijawab hanya dengan gimik atau retorika. Yang dibutuhkan publik hari ini adalah pembuktian lewat kinerja kabinet,” tegasnya.
Baca Juga: Usai Viral, Pria Hina Prabowo dan Tantang TNI-POLRI Akhirnya Minta Maaf
Ia menyebut kabinet saat ini diisi oleh nama-nama besar dari berbagai latar belakang, baik dari partai politik, profesional, maupun ormas. Namun, menurutnya, portofolio saja tidak cukup jika tidak diiringi kinerja yang memadai.
“Dalam konteks itu, setelah tujuh bulan pemerintahan berjalan, sangat layak dilakukan evaluasi,” katanya.
Adi juga mengapresiasi gagasan besar Presiden Prabowo yang dinilainya berpihak pada rakyat, seperti program makan bergizi gratis, pendidikan murah, dan pengembangan koperasi desa. Namun ia mempertanyakan apakah para menteri mampu mengimbangi kecepatan visi presiden.
“Apakah mereka sudah mampu mengimbangi kecepatan presiden? Apakah mereka sudah bekerja menyesuaikan dengan visi presiden?” tanyanya.
Baca Juga: Viral Pria di Jambi Hina Prabowo dan Tantang TNI-POLRI
Ia menambahkan, desakan reshuffle juga sah untuk dilontarkan apabila kondisi ekonomi dinilai stagnan dan tidak menjanjikan, termasuk ketika ada menteri yang gagal menunjukkan performa.
“Jika para menteri, wakil menteri, atau kepala badan tidak perform, tidak sesuai ekspektasi, tidak bisa dibanggakan, maka tak ada kompromi, harus diganti,” pungkasnya.