POSKOTA.CO.ID - Kardinal Robert Francis Prevost secara resmi diumumkan sebagai paus baru Gereja Katolik dan memilih nama Paus Leo XIV.
Paus Leo XIV terpilih untuk menggantikan mendiang Paus Fransiskus, yang wafat sebulan sebelumnya pada usia 88 tahun.
Pemilihan Paus Leo XIV dilakukan melalui konklaf tertutup, sesuai tradisi Gereja Katolik yang telah berlangsung sejak abad pertengahan.
Sebagai seorang imam misionaris asal Amerika Serikat, akademisi, dan mantan pejabat tinggi di Vatikan, Robert Prevost dikenal sebagai tokoh reformis yang vokal dan progresif.
Pilihannya atas nama Leo XIV membawa pesan simbolik yang kuat dalam konteks sejarah dan arah kepausan ke depan.
Lantas, apa arti Leo XIV yang dipilih Paus baru Robert Francis Prevost? Berikut infromasi selengkapnya.
Baca Juga: Jadwal dan Link Live Streaming Pemakaman Paus Fransiskus Hari Ini 26 April 2025
Apa Arti Nama Leo?
Nama Leo berasal dari bahasa Latin berarti "singa", simbol yang sarat makna dalam tradisi Kristen.
Dalam Alkitab, singa dikenal sebagai simbol keberanian, kekuatan, dan kepemimpinan, serta secara langsung dikaitkan dengan gambaran Kristus sebagai “Singa dari Yehuda” (Lion of Judah).
Dalam konteks nama kepausan, "Leo" juga telah digunakan oleh banyak paus terdahulu.
Ini adalah salah satu dari lima nama paling populer dalam sejarah kepausan, menciptakan rantai sejarah yang panjang dan kaya akan warisan spiritual dan moral.
Nama tersebut telah diadopsi oleh 13 paus sebelumnya, dan masing-masing dikenal karena ketegasan serta kemampuan mereka dalam menavigasi masa-masa krisis dan perubahan.
Baca Juga: Dikecam Parodikan Paus Fransiskus, YouTuber Winson Reynaldi Minta Maaf, Netizen: Kena Mental
Sejarah Nama Leo?
Pemilihan nama Leo XIV bukan tanpa sejarah. Banyak pengamat melihat ini sebagai penghormatan ganda, kepada Paus Leo I, atau Leo Agung, dan Paus Leo XIII.
Paus Leo I dikenal sebagai pemimpin yang luar biasa pada abad ke-5.
Salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Gereja adalah ketika Leo menghadapi langsung Attila the Hun pada tahun 452 M dan berhasil meyakinkannya untuk tidak menyerang Roma.
Tindakan itu tidak hanya menyelamatkan kota suci tetapi juga memperkuat citra kepausan sebagai kekuatan moral dan diplomatik yang disegani di tengah ancaman dunia sekuler.
Sementara itu, Leo XIII dikenal sebagai pelopor ajaran sosial Gereja Katolik.
Kepemimpinannya dari tahun 1878 hingga 1903 ditandai oleh ensiklik monumental "Rerum Novarum", yang membela hak-hak buruh dan memperkenalkan prinsip keadilan sosial ke dalam ajaran Gereja secara formal.
Warisannya terus hidup hingga hari ini sebagai fondasi doktrin sosial modern Katolik.
Direktur Takhta Suci Vatikan, Matteo Bruni, menegaskan bahwa nama Leo XIV adalah referensi langsung ke Leo XIII.
“Jika menilik sejarah, para Leo adalah paus yang kuat,” kata Pastor Vito Crincoli dikutip ABC News.
“Seperti Leo XIII, ia mencintai umatnya. Ia melihat manusia bukan sebagai mesin, melainkan sebagai pribadi yang layak dihormati melalui martabat kerjanya,” tambahnya.
Meskipun tidak ada kewajiban kanonik untuk mengubah nama saat seseorang menjadi paus, setiap paus selama hampir lima abad terakhir telah memilih nama baru.
Tradisi tersebut dimaksudkan sebagai simbol perubahan identitas spiritual, serta penanda misi dan arah kepemimpinan.