“Pendidikan moral semakin menjadi penting sebagai penyeimbang dengan kian derasnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang membawa serta budaya asing, tetapi tak selamanya cocok dengan budaya kita,”
-Harmoko-
Sering dikatakan pendidikan adalah fondasi dari kemajuan suatu bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa, satu di antaranya ditentukan oleh pendidikan masyarakatnya. Bahkan, pendidikan adalah senjata paling kuat yang dapat digunakan untuk mengubah dunia, seperti dikatakan Nelson Mandela.
Ini tentu pendidikan yang bermutu, pendidikan yang sesuai tuntutan zaman, pendidikan yang terus mengembangkan inovasi dan kreativitas, bukan sebatas di atas kertas.
Bukan pula untuk kalangan terbatas, kelas atas, tetapi pendidikan untuk kita semua sebagaimana tersurat pada pasal 31 UUD 1945.
Kian menjadi urgen, di era sekarang ini, dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan yang semakin kompleks dan dinamis, seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan sosial. Belum lagi tuntutan akan kualitas yang lebih tinggi di setiap era dan masa.
Era kini,menuntut pendidikan yang lebih fokus pada pengembangan keterampilan praktis dan penyesuaian dengan perkembangan teknologi dan globalisasi.
Tujuannya, mempersiapkan individu agar siap menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin kompleks dan berubah-ubah. Setidaknya terdapat empat hal yang perlu menjadi perhatian di era kekinian.
Pertama, perlunya penyesuaian kurikulum yang lebih relevan dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat sebagai upaya mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa sekarang, terlebih masa depan.
Jika kemudian terdapat perubahan kebijakan, bukanlah hal yang tabu, sepanjang mengacu kepada kepentingan masa depan bangsa dan negara. Bukan kehendak dan kepentingan penguasa, bukan sebatas mencari popularitas.
Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif dan akurat guna memastikan bahwa pendidikan yang diberikan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi peserta didik.
Kedua, kualitas tenaga pendidik ( guru) dalam proses pembelajaran dengan terus menyesuaikan perkembangan teknologi era kini.
Tenaga pendidik yang kompeten dan terampil memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kualitas pendidikan. Peningkatan keterampilan berkelanjutan harus terus dilakukan agar selalu siap dan mampu menghadapi tantangan dan tuntutan baru dalam dunia pendidikan yang terus berkembang.
Tuntutan akan kreativitas, pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis, mendorong pendidikan untuk lebih fokus melalui pendekatan kolaboratif, pembelajaran inovatif dan interaktif, diskusi kelompok dan simulasi.
Ketiga, perkembangan teknologi dapat mendorong kemajuan dunia pendidikan modern. Namun, di sisi lain penggunaan teknologi membawa tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, yakni kesenjangan akses teknologi antara sekolah yang satu dengan lainnya, antara sekolah di perkotaan dan pedesaan, utamanya di daerah tertinggal, terpencil dan terluar.
Kesenjangan akses teknologi ini akan menambah panjang daftar kesenjangan akses pendidikan karena berbagai faktor, selain lokasi yang sulit terjangkau, tidak meratanya sarana dan prasarana pendidikan, juga mahalnya biaya pendidikan, di tengah masih adanya kesenjangan sosial ekonomi masyarakat kita.
Sementara kita tahu, pendidikan untuk semua, seluruh rakyat Indonesia, tanpa membedakan suku, ras, agama dan golongan. Tanpa membedakan apakah keluarga kaya atau miskin.
Tanpa membedakan apakah dari keluarga pejabat, petani, pedagang, atau serabutan. Semuanya memiliki hak yang sama. Pemerintah pun wajib memberikan fasilitas, sarana dan prasana yang sama, tanpa pembedaan.
Keempat, patut diantisipasi ketergantungan pada teknologi. Tidak dapat dipungkiri penggunaan teknologi seperti AI (Artificial Intelligence) - kecerdasan buatan menjadi alat efektif meningkatkan kualitas pembelajaran, baik oleh guru maupun siswa.
Namun, jangan lantas menjadi ketergantungan, apalagi sampai menggantikan tugas guru. Proses belajar mengajar memerlukan sentuhan manusia, karena di dalamnya ada interaksi, komunikasi dua arah.
Guru memiliki kemampuan memahami emosi siswa, memberikan motivasi, serta menanamkan nilai-nilai moral dan budaya.
Bahkan, dengan pemanfaatan teknologi seperti AI, tenaga pendidik, guru dan pengajar akan lebih fokus pada aspek penting penting pembelajaran seperti interaksi personal, pengembangan karakter dan moralitas budaya bangsa.
Pendidikan moral semakin menjadi penting sebagai penyeimbang dengan kian derasnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang membawa serta budaya asing, tetapi tak selamanya cocok dengan budaya kita, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Ini sejalan dengan tujuan pendidikan, yang tak sekadar membentuk anak didik yang cerdas dan memiliki keterampilan mumpuni, tetapi membentuk manusia yang bermoral dan berkepribadian luhur sesuai dengan karakter bangsa.
Tujuannya agar moralitas bangsa kita sebagaimana cerminan dari sikap dan perilaku yang senantiasa bersandarkan kepada nilai- nilai luhur Pancasila dan UUD 1945.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025. Mari kita wujudkan pendidikan untuk semua, pendidikan tanpa pembedaan. (Azisoko).