Mata uang crypto atau Bitcoin. (Ist)

EKONOMI

Memilih Leverage yang Tepat dalam Trading Crypto Futures

Jumat 02 Mei 2025, 14:44 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dalam dunia trading crypto, terutama di pasar futures, istilah leverage sudah menjadi bagian tak terpisahkan. Leverage memungkinkan trader untuk mengontrol posisi yang lebih besar dengan modal lebih kecil, sehingga memperbesar potensi keuntungan sekaligus risikonya.

Namun, memilih leverage yang tepat adalah kunci penting untuk bertahan dan sukses dalam jangka panjang. Salah memilih leverage bisa menyebabkan kerugian besar, bahkan likuidasi total hanya dalam hitungan menit.

Sebagai ilustrasi awal, xrp usdt perp live hari ini dengan leverage 25x, berada pada harga USD 2,3117 dengan harga mark USD 2,3159. Volume perdagangan XRP dalam 24 jam mencapai 179.400.

Dibandingkan dari harga, Bitcoin futures jauh di atas XRP, oleh karena itu disarankan untuk menggunakan leverage rendah antara 2-5x.

Jika anda memilih beli bitcoin leverage 25x, pastikan penggunaan stop loss untuk meminimalisir potensi kerugian.

Apa Itu Leverage di Crypto Futures?

Dikutip dari beberapa sumber dan Pintu Academy, Leverage dalam trading crypto futures adalah fasilitas yang memungkinkan Anda meminjam dana dari platform exchange untuk memperbesar ukuran posisi Anda.

Misalnya:

  1. Dengan leverage 10x, Anda bisa membuka posisi senilai $10.000 hanya dengan modal $1.000.
  2. Leverage memperbesar potensi keuntungan dan kerugian secara proporsional.

Semakin tinggi leverage, semakin kecil pergerakan harga yang dibutuhkan untuk menghasilkan keuntungan besar atau mengakibatkan kerugian besar.

Cara Kerja Leverage dalam Praktik

Contoh sederhana:

Modal

Leverage

Ukuran Posisi

Kenaikan Harga 1%

Profit

$1.000

1x

$1.000

$10

+1%

$1.000

10x

$10.000

$100

+10%

$1.000

50x

$50.000

$500

+50%

Namun ingat, jika harga bergerak berlawanan 1%:

־     Pada leverage 1x, kerugian hanya $10.

־     Pada leverage 50x, kerugian bisa $500 setengah modal Anda dalam sekejap.

Bahkan, dengan leverage sangat tinggi, pergerakan kecil saja bisa memicu likuidasi.

Faktor Risiko dalam Pemilihan Leverage

1. Volatilitas Pasar Crypto

־     Pasar crypto terkenal sangat fluktuatif.

־     Harga Bitcoin, Ethereum, atau altcoin bisa bergerak 5-10% dalam sehari.

2. Risiko Likuidasi

־     Setiap exchange memiliki batas margin minimum.

־     Jika saldo margin Anda jatuh di bawah ambang batas, posisi Anda dilikuidasi secara otomatis.

3. Biaya Funding dan Swap

־     Pada perpetual futures, Anda bisa dikenai biaya funding rate.

־     Posisi dengan leverage tinggi memperbesar biaya ini relatif terhadap margin Anda.

4. Psikologi Trading

־     Leverage tinggi meningkatkan tekanan emosional.

־     FOMO (Fear of Missing Out) dan panik bisa lebih cepat mempengaruhi keputusan.

Strategi Memilih Leverage yang Tepat

1. Mulai dari Leverage Rendah

Jika Anda baru mengenal futures trading, mulailah dengan leverage 1x hingga 2x. Ini memungkinkan Anda memahami bagaimana margin, likuidasi, dan funding rate bekerja tanpa risiko besar.

2. Tentukan Batas Kerugian Maksimal

Hitung berapa banyak kerugian yang siap Anda tanggung dalam satu trade:

־     Jika hanya siap kehilangan 2% dari modal, sesuaikan ukuran posisi dan leverage Anda.

־     Contoh: Dengan modal $1.000 dan batas kerugian 2% ($20), pastikan pergerakan harga 1%-2% tidak langsung melikuidasi akun Anda.

3. Pahami Produk yang Anda Tradingkan

־     Bitcoin (BTC) lebih stabil → bisa menggunakan leverage sedikit lebih tinggi (5x-10x).

־     Altcoin kecil seperti XRP, SOL, DOGE lebih volatil → gunakan leverage lebih rendah (2x-5x).

4. Perhatikan Volatilitas Harian

־     Jika volatilitas harian tinggi (>5%), gunakan leverage rendah.

־     Jika volatilitas rendah (<2%), Anda bisa mempertimbangkan leverage sedikit lebih besar.

Gunakan indikator volatilitas seperti ATR (Average True Range) untuk membantu analisis.

5. Gunakan Stop-Loss dan Take-Profit Otomatis

־     Dengan leverage tinggi, pergerakan kecil bisa mematikan.

־     Selalu set stop-loss saat membuka posisi.

Contoh: Jika entry di $10.000 dengan leverage 10x, mungkin pasang stop-loss 1-2% di bawah entry untuk mengurangi risiko.

6. Sesuaikan Leverage Berdasarkan Timeframe Trading

־     Day trading / Scalping → leverage bisa sedikit lebih tinggi (5x-10x) dengan posisi cepat.

־     Swing trading → leverage lebih konservatif (2x-3x) karena posisi dipegang lebih lama dan risiko overnight lebih besar.

Contoh Simulasi Pemilihan Leverage

Misal Anda memiliki akun $2.000 dan ingin membuka posisi futures Bitcoin.

־     Target: Hanya ingin mengambil risiko maksimal 2% ($40).

־     ATR harian Bitcoin: 3%.

Maka, Anda bisa:

־     Gunakan leverage 3x.

־     Buka posisi sekitar $6.000.

־     Tetapkan stop-loss 2% di bawah entry point.

Jika pasar bergerak melawan Anda 2%, kerugian Anda tetap terkontrol di sekitar $40.

Tanpa leverage cerdas, trader cenderung overtrade dan cepat terlikuidasi.

Kesalahan Umum dalam Pemilihan Leverage

  1. Menggunakan Leverage Tinggi Tanpa Stop-Loss: Banyak trader baru mengira leverage tinggi = profit cepat, tapi justru cepat loss besar.
  2. Tidak Memperhitungkan Biaya Funding: Membuka posisi besar dengan leverage tinggi dalam waktu lama bisa memakan profit hanya karena funding rate.
  3. Overconfidence Setelah Profit: Setelah 1-2 kali profit, banyak trader menaikkan leverage drastis dan akhirnya rugi besar.
  4. Trading di Pasar Berita Besar: Saat rilis data ekonomi, pengumuman SEC, atau listing exchange baru, volatilitas ekstrem membuat leverage tinggi menjadi bunuh diri.

Strategi Stop-Loss Berdasarkan Leverage

Dalam crypto futures trading, leverage memperbesar potensi profit sekaligus risiko. Karena itu, stop-loss bukan sekadar opsional, tapi wajib dipasang, terutama ketika menggunakan leverage tinggi. Semakin tinggi leverage yang kamu gunakan, semakin ketat stop-loss yang harus diterapkan.

Kenapa? Karena:

־     Margin yang digunakan lebih kecil.

־     Sedikit pergerakan melawan posisi bisa langsung memicu likuidasi.

Agar lebih aman dan terencana, berikut strategi menyusun stop-loss berdasarkan besarnya leverage.

Cara Menentukan Stop-Loss Berdasarkan Leverage

1. Gunakan Rasio Risiko yang Konsisten

Misalnya, Anda menentukan:

Risiko maksimal = 1%-2% dari total akun per trade.

Contoh:

־     Akun $1.000.

־     Risiko per trade maksimal = $20 (2%).

־     Jika leverage 5x dan posisi senilai $5.000, maka 0,4% gerakan harga = risiko $20.

Maka, stop-loss = 0,4% dari entry price.

2. Gunakan Struktur Support/Resistance

Selain matematis, stop-loss juga harus logis secara teknikal:

־     Taruh stop-loss di bawah support kuat (untuk posisi long).

־     Taruh stop-loss di atas resistance kuat (untuk posisi short).

Tips:

Jangan letakkan stop persis di level support/resistance → beri sedikit ruang ("buffer") karena fakeout sering terjadi.

3. Gunakan ATR (Average True Range) Untuk Penyesuaian

ATR mengukur volatilitas harga rata-rata. Jika ATR harian tinggi, stop-loss harus lebih luas, dan leverage harus diturunkan.

Contoh strategi berbasis ATR:

־     Stop-loss = 1x ATR (moderate volatility).

־     Stop-loss = 1.5x ATR (high volatility).

Ini menjaga agar stop-loss Anda masuk akal dibanding volatilitas alami pasar.

Kesalahan yang Harus Dihindari

  1. Tidak pakai stop-loss: Mengandalkan 'feeling' saat pasar volatile = bencana.
  2. Meletakkan stop-loss terlalu ketat di leverage rendah: Anda perlu ruang gerak saat trading jangka panjang.
  3. Mengabaikan volatilitas: Volatilitas ekstrem harus membuat Anda memperlebar stop atau mengurangi leverage.
  4. Overconfidence saat memakai leverage tinggi: Begitu likuidasi, tidak ada jalan kembali.

Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif. Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.

Tags:
leveragetradingcrypto

Tim Poskota

Reporter

Firman Wijaksana

Editor