POSKOTA.CO.ID - Nathalie Holscher kembali menjadi sorotan publik usai penampilannya sebagai Disk Jockey (DJ) dalam sebuah acara di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Penampilan mantan istri komedian Sule ini menuai perhatian bukan hanya karena profesinya yang kini beralih menjadi DJ, namun juga lantaran insiden saweran dalam jumlah besar yang mencuat ke publik.
Kabarnya, dalam sekali tampil di acara tersebut, Nathalie mendapatkan saweran fantastis yang mencapai Rp150 juta.
Angka ini sontak membuat warganet penasaran mengenai tarif Nathalie Holscher sebagai DJ, serta memicu reaksi beragam dari masyarakat hingga pejabat setempat.
Baca Juga: Dugaan Pelecehan di Gedung DPRD Jakarta, Polisi Masih Dalami Pelaku Misterius
Penampilan Nathalie Holscher di Sidrap
Kehadiran Nathalie Holscher sebagai DJ di klub malam "The Real Sidrap" menjadi topik hangat di media sosial sejak video penampilannya beredar luas.
Dalam cuplikan video yang diunggah akun TikTok @blue.sky1353, terlihat Nathalie membawakan set DJ dengan antusiasme tinggi, sembari menerima saweran dalam nominal yang luar biasa besar.
Menurut laporan yang beredar, saweran tersebut diberikan langsung oleh para pengunjung yang datang malam itu, dan jumlahnya diperkirakan mencapai Rp150 juta. Hal ini menciptakan polemik di tengah masyarakat setempat, khususnya karena nilai yang dianggap mencolok dan tidak mencerminkan nilai budaya lokal.
Respon Pemerintah Daerah: Bupati Sidrap Angkat Suara
Insiden ini rupanya sampai ke telinga Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif Nurkanaah. Ia pun memberikan tanggapan tegas. Menurutnya, kegiatan seperti itu tidak sesuai dengan nilai adat dan norma yang berlaku di Kabupaten Sidrap.
“Kami mengapresiasi aspirasi dari organisasi masyarakat yang menyampaikan keberatan. Sudah dua hari ini kami mengevaluasi kegiatan dari salah satu DJ asal Jakarta, karena tidak mencerminkan adat masyarakat Sidrap,” tegas Syaharuddin melalui video pernyataannya.
Ia juga menyebut bahwa pihaknya telah meminta instansi terkait untuk menindaklanjuti kegiatan klub malam tersebut. Bahkan, Bupati Sidrap secara terbuka meminta Nathalie Holscher untuk menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Sidrap.
Klarifikasi Nathalie Holscher: Tidak Berniat Menyinggung
Menanggapi pernyataan dan desakan publik, Nathalie Holscher tidak tinggal diam. Ia menyampaikan klarifikasinya bahwa kehadirannya di acara tersebut murni atas undangan dan bagian dari pekerjaan profesionalnya sebagai DJ.
Dalam pernyataannya, Nathalie menjelaskan bahwa ia hanya diundang untuk mengisi acara di sebuah club dan tidak memiliki kendali atas respon pengunjung, termasuk tindakan memberikan saweran.
“Yang memberi saweran adalah orang yang datang ke acara, bukan atas permintaan saya. Itu bagian dari budaya hiburan malam yang saya sendiri tidak bisa atur,” ujarnya melalui unggahan media sosial.
Saweran Fantastis: Fenomena Baru dalam Dunia DJ Wanita?
Kasus Nathalie Holscher ini bukan yang pertama kali terjadi di Sidrap. Dalam kolom komentar video yang diunggah TikTok, banyak warganet menyebut bahwa praktik saweran besar kepada DJ sudah terjadi sebelumnya.
Salah satu komentar menyebutkan bahwa DJ Una, yang juga pernah tampil di Sidrap, bahkan menerima saweran berupa kalung emas dan uang tunai hingga ratusan juta. Hal ini menunjukkan bahwa kultur “saweran” dalam acara DJ malam bukan hal baru, meskipun tetap kontroversial dari sudut pandang budaya dan etika.
“Padahal dulu DJ Una udah pernah viralin saweran di Sidrap sampai dapat kalung emas dari yang nyawer dan hasilnya juga ratusan juta,” tulis akun @eviehanda.
Komentar lain menambahkan, “Bukan cuma Nathalie kok. Banyak yang lebih dulu ke Sidrap dan disawer ratusan juta. Kenapa baru sekarang coba? Lagian juga itu duit-duit mereka? Salahnya di mana?”
Bayaran Nathalie Holscher Sekali Tampil: Spekulasi dan Realita
Isu mengenai besarnya bayaran yang diterima Nathalie Holscher sekali tampil sebagai DJ pun menjadi bahan perbincangan tersendiri.
Meskipun tidak ada pernyataan resmi dari pihak manajemen Nathalie, beberapa sumber menyebut bahwa tarif sekali tampilnya berada di kisaran jutaan hingga puluhan juta rupiah, tergantung lokasi, durasi, dan tingkat eksklusivitas acara.
Namun dengan adanya saweran tambahan seperti yang terjadi di Sidrap, penghasilan yang diterima bisa meningkat tajam hingga berkali lipat.
Inilah yang membuat banyak pengamat industri hiburan menyebut bahwa profesi DJ kini tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi jika dibarengi dengan popularitas dari dunia selebritas.
Baca Juga: Akan Jadi Konglomerat dalam Waktu Dekat, 6 Shio Ini Diprediksi Mendapat Keberuntungan Melimpah!
DJ dan Kultur Saweran: Antara Hiburan, Bisnis, dan Etika
Fenomena DJ wanita menerima saweran dalam jumlah besar seperti Nathalie Holscher menyoroti pergeseran dinamika dalam dunia hiburan malam.
Di satu sisi, ini adalah bentuk apresiasi atas penampilan yang dianggap menghibur. Namun di sisi lain, hal ini juga menimbulkan pertanyaan seputar batasan nilai budaya, etika hiburan, serta peran pemerintah dalam mengawasi aktivitas hiburan yang dianggap “sensitif”.
Dalam konteks sosial masyarakat seperti di Sidrap yang masih menjunjung tinggi adat dan norma lokal, kehadiran hiburan dengan nuansa glamor dan modern bisa menimbulkan resistensi. Apalagi jika nilai yang dipertontonkan dianggap “tidak sesuai” dengan moral masyarakat sekitar.
Kasus Nathalie Holscher ini menjadi contoh bagaimana selebritas yang beralih profesi ke dunia hiburan malam perlu lebih berhati-hati, bukan hanya soal etik kerja, namun juga soal sensitivitas lokasi dan norma masyarakat.
Nathalie Holscher sendiri merupakan figur publik yang telah mengalami transisi karier dari penyanyi religi, istri komedian terkenal, hingga kini menjadi DJ profesional. Setiap langkah yang ia ambil akan senantiasa diamati oleh publik, sehingga kehati-hatian dan komunikasi yang terbuka menjadi hal yang mutlak dilakukan.
Pada akhirnya, kejadian di Sidrap bukan hanya soal tarif DJ atau jumlah saweran, tetapi juga menjadi pelajaran bersama mengenai bagaimana dinamika dunia hiburan, budaya lokal, dan opini publik bisa bertabrakan—dan bagaimana sebaiknya hal itu disikapi secara bijak.