POSKOTA.CO.ID - Sang juara bertahan Liga Champions Eropa, Real Madrid secara mengejutkan kalah 0-3 di tangan Arsenal.
Laga leg pertama babak perempat final Liga Champions 2024/2025 yang berlangsung di Emirates Stadium pekan lalu tersebut membuat El Real kini berada di ujung tanduk.
Meski akan bertindak sebagai tuan rumah di leg kedua, Madrid mengemban misi yang yang amat berat, bahkan cukup mustahil.
El Real harus melakukan remontada (comeback) dengan mengejar defisit tiga gol di Santiago Bernabeu jika ingin lolos ke semifinal.
Baca Juga: 4 Pemain Timnas Indonesia Berpeluang Perkuat ASEAN All-Stars Hadapi Manchester United
Sejarah yang Sulit Terulang
Dalam sejarah Liga Champions Eropa, hanya sedikit tim yang mampu membalikkan ketinggalan tiga gol atau lebih pada babak gugur di leg kedua.
Berikut adalah kilas balik dari empat comeback paling legendaris dalam sejarah Liga Champions Eropa, khususnya bagi Barcelona yang tiga kali menjadi korban dari keajaiban kompetisi ini:
Liverpool vs Barcelona - Semifinal Liga Champions 2018/2019
- Leg 1 (Camp Nou): Barcelona 3-0 Liverpool
- Leg 2 (Anfield): Liverpool 4-0 Barcelona
- Agregat: Liverpool 4-3 Barcelona
Barcelona datang ke Anfield dengan keunggulan besar berkat gol-gol dari Luis Suarez dan Lionel Messi (2). Namun, malam ajaib terjadi di Anfield.
Tanpa Mohamed Salah dan Roberto Firmino, Liverpool tampil agresif dan penuh semangat.
Divock Origi membuka skor lebih awal, disusul dua gol cepat dari Georginio Wijnaldum di babak kedua.
Puncaknya, tendangan cepat dari sepak pojok Trent Alexander-Arnold disambar Origi menjadi gol keempat, membuat Barcelona terpaku.
Hasil ini menjadi salah satu comeback paling ikonik dalam sejarah Liga Champions.
AS Roma vs Barcelona - Perempatfinal Liga Champions 2017/2018
- Leg 1 (Camp Nou): Barcelona 4-1 AS Roma
- Leg 2 (Olimpico): AS Roma 3-0 Barcelona
- Agregat: Roma 4-4 Barcelona (Roma lolos lewat gol tandang)
Dianggap sudah tersingkir usai kalah telak di Camp Nou, Roma bangkit luar biasa di kandang. Gol cepat Edin Džeko, penalti Daniele De Rossi, dan tandukan dramatis dari Kostas Manolas membawa Roma menyamakan agregat.
Barcelona tak mampu mencetak gol tandang, dan Roma lolos ke semifinal berkat aturan gol tandang. Ini jadi salah satu malam paling emosional dalam sejarah klub Italia itu.
Barcelona vs PSG - Babak 16 Besar Liga Champions 2016/2017
- Leg 1 (Parc des Princes): PSG 4-0 Barcelona
- Leg 2 (Camp Nou): Barcelona 6-1 PSG
- Agregat: Barcelona 6-5 PSG
Comeback paling gila sepanjang sejarah Liga Champions. Setelah kalah 4-0 di Paris, tak banyak yang percaya Barcelona bisa bangkit.
Namun di Camp Nou, mereka mencetak tiga gol lebih awal lewat Suarez, Kurzawa (bunuh diri), dan Messi (penalti).
PSG sempat mencetak gol lewat Cavani (skor agregat jadi 3-5), tapi gol-gol dari Neymar (2) dan Sergi Roberto di menit ke-95 membalikkan segalanya. PSG disebut “trauma” sejak malam itu, dan istilah "La Remontada" jadi abadi.
Deportivo La Coruna vs AC Milan - Perempatfinal Liga Champions 2003/2004
- Leg 1 (San Siro): AC Milan 4-1 Deportivo
- Leg 2 (Riazor): Deportivo 4-0 AC Milan
- Agregat: Deportivo 5-4 AC Milan
AC Milan datang sebagai juara bertahan dan favorit kuat, setelah menghancurkan Deportivo di leg pertama. Tapi di kandang sendiri, Deportivo tampil tanpa ampun.
Gol-gol dari Walter Pandiani, Juan Valeron, Albert Luque, dan Fran membuat Deportivo menyingkirkan tim bertabur bintang seperti Kaka, Shevchenko, dan Maldini.