POSKOTA.CO.ID – Mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI 2025 bisa menjadi peluang besar bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya.
Namun, tidak sedikit debitur yang mengalami kegagalan dalam mengelola dana pinjaman ini sehingga berujung pada usaha bangkrut dan cicilan yang macet.
Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas penyebab umum kegagalan serta solusi agar Anda tidak mengalami hal yang sama.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai tuntas untuk memahami kenapa banyak debitur yang mengelola dana pinjaman KUR.
Penyebab Kegagalan Mengelola Dana KUR BRI 2025
Banyak debitur yang mencampur dana usaha dengan keuangan pribadi. Misalnya, dana pinjaman digunakan untuk membayar utang pribadi, liburan, atau belanja konsumtif. Akibatnya, modal usaha berkurang dan bisnis tidak berkembang.
Tanpa rencana yang jelas, uang pinjaman bisa habis tanpa hasil yang nyata. Contohnya, membeli stok barang dalam jumlah besar tanpa memastikan ada pasar yang cukup untuk menjualnya. Akibatnya, barang tidak laku dan dana terbuang sia-sia.
Beberapa pelaku usaha terlalu banyak mengalokasikan dana untuk aset mahal, seperti membeli mesin produksi canggih tanpa memperhitungkan apakah ada permintaan pasar yang cukup. Ini menyebabkan arus kas terganggu karena modal terserap ke aset yang tidak segera menghasilkan keuntungan.
Salah memilih produk atau strategi pemasaran bisa membuat bisnis gagal berkembang. Misalnya, menjual produk yang tidak sesuai dengan selera pasar atau menjalankan promosi tanpa target yang jelas. Selain itu, debitur juga kerap gagal dalam melakukan manajemen keuangan yang baik dan benar.
Baca Juga: Pinjaman KUR Mikro BRI dan KUR Kecil BRI Ada Beda, UMKM Wajib Pahami Sebelum Pengajuan
Contoh Kasus Kegagalan Pengelolaan KUR
Kasus Usaha Kuliner (Budi, Rp30 juta)
- Menggunakan Rp15 juta untuk membeli motor baru.
- Menghabiskan Rp10 juta untuk stok bahan baku tanpa riset pasar.
- Mengalokasikan Rp5 juta untuk iklan yang tidak efektif.
Hasil: Stok makanan menumpuk karena tidak laku, iklan tidak menghasilkan penjualan, cicilan macet, usaha tutup, dan motor disita bank.
Kasus Usaha Konveksi (Ani, Rp50 juta)
- Membeli mesin jahit canggih seharga Rp40 juta.
- Menghabiskan Rp5 juta untuk bahan baku tanpa strategi pemasaran.
- Menggunakan Rp5 juta untuk renovasi rumah.
Hasil: Mesin tidak terpakai maksimal karena tidak ada pesanan besar, usaha gagal berkembang, dan cicilan tidak terbayar.
Kasus Usaha Toko Online (Citra, Rp20 juta)
- Membeli stok aksesoris impor yang sedang tren di luar negeri seharga Rp15 juta.
- Mengalokasikan Rp5 juta untuk iklan yang tidak menarik dan jarang diperbarui.
Hasil: Produk tidak laku karena tidak sesuai pasar lokal, iklan tidak efektif, usaha rugi, dan cicilan menumpuk.
Baca Juga: Cara Dapatkan KUR BRI Maret 2025: Tabel Angsuran Terupdate, Plafon Besar dan Tanpa Jaminan
Langkah-Langkah Pencegahan
Agar tidak mengalami kegagalan seperti contoh di atas, ada beberapa langkah yang perlu diterapkan:
- Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha: Buat rekening terpisah untuk usaha agar dana tidak tercampur dengan kebutuhan pribadi.
- Lakukan Riset Pasar: Pastikan produk atau jasa yang ditawarkan benar-benar dibutuhkan pelanggan sebelum melakukan investasi besar.
- Alokasikan Dana secara Seimbang: Jangan hanya fokus pada produksi, sisihkan juga untuk pemasaran dan dana cadangan.
- Mulai dengan Skala Kecil: Uji coba strategi bisnis dengan modal kecil sebelum memperbesar skala usaha.
- Kelola Arus Kas dengan Baik: Catat setiap pemasukan dan pengeluaran serta prioritaskan pembayaran cicilan agar tidak macet.
Dana KUR BRI 2025 bisa menjadi alat yang sangat membantu jika dikelola dengan baik. Hindari kesalahan umum seperti mencampur keuangan pribadi dan usaha, kurangnya perencanaan, serta pengelolaan dana yang tidak efektif.
Dengan strategi yang tepat, usaha bisa berkembang dan cicilan bisa dibayar tanpa masalah.
Jika Anda memiliki rencana usaha dengan dana KUR, pastikan strategi bisnis Anda matang agar tidak mengalami kegagalan seperti kasus di atas.