JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan bahwa wabah Mpox atau monkeypox, yang juga dikenal sebagai cacar monyet, telah mencapai status darurat kesehatan global.
Pernyataan tersebut disampikan langsung oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus lewat akun media sosial X yang sebelumnya Twitter, pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Ia menjelaskan bahwa, keputusan tersebut sejalan dengan saran dari Komite Darurat WHO serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC).
“Kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia merupakan tingkat peringatan tertinggi di bawah hukum kesehatan dunia," jelas dia dalam siaran pers yang dikutip oleh Poskota pada Kamis, 15 Agustus 2024.
Langkah ini juga akan dilakukan dengan bekerja sama dengan negara-negara yang terkena dampak, serta memanfaatkan kehadiran WHO di lapangan untuk mencegah penularan lebih lanjut.
“WHO akan segera mengoordinasikan respons global dalam beberapa hari hingga minggu ke depan," ungkapnya.
Deklarasi itu sendiri tidak muncul tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utama mengapa WHO menaikkan status wabah Mpox menjadi darurat kesehatan global. Berikut infomasi selengkapnya.
Faktor Penyebab Status Wabah Mpox
1. Lonjakan Kasus yang Signifikan di Afrika
Republik Demokratik Kongo menjadi episentrum penyebaran penyakit ini, melaporkan lebih dari 90 persen dari total kasus yang terjadi di Afrika.
Penyebaran yang cepat dan meluas di wilayah ini membuat WHO harus mengambil tindakan tegas untuk mengkoordinasikan respons global.
2. Penularan yang Cepat Antar Manusia
Mpox merupakan penyakit zoonosis, yang artinya penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia dan antar manusia.
Penularan manusia ke manusia terjadi melalui kontak erat dengan lesi kulit, cairan tubuh, atau benda yang telah terkontaminasi oleh virus.
Sifat penularan ini meningkatkan risiko penyebaran yang lebih luas, terutama di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi.
3. Gejala yang Menyerupai Penyakit Lain
Mpox menyebabkan gejala yang mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala ini diikuti oleh munculnya ruam yang berkembang menjadi lesi kulit. Karena gejala awalnya mirip dengan penyakit umum lainnya, diagnosis yang terlambat dapat menyebabkan penularan lebih lanjut sebelum langkah-langkah pencegahan dapat diambil.
4. Kurangnya Kesadaran dan Kesiapan
Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan Mpox adalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat tentang penyakit ini, serta kurangnya kesiapan sistem kesehatan di banyak negara untuk mengidentifikasi dan menangani kasus dengan cepat.
Hal ini membuat penularan sulit dikendalikan, terutama di wilayah pedesaan atau daerah dengan akses terbatas ke layanan kesehatan.
5. Potensi Penyebaran di Luar Afrika
Meskipun mayoritas kasus dilaporkan di Afrika, namun ada kekhawatiran bahwa penyakit ini dapat menyebar ke negara-negara lain, terutama melalui perjalanan internasional.
WHO dan komunitas global khawatir bahwa tanpa respons yang terkoordinasi, penyakit ini dapat menyebar ke luar Afrika dan menjadi masalah kesehatan global yang lebih besar.
Sebagai tanggapan atas status darurat terhadap wabah Mpox alias cacar monyet ini, WHO juga telah mengembangkan rencana respons regional dengan kebutuhan pendanaan awal sebesar USD 15 juta atau sekitar Rp235 miliar.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.