JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Raut wajah murung menyelimuti Mundiah (41), ibu rumah tangga saat berada di posko kebakaran di Pasar Raya, Manggarai, Jakarta Selatan (Jaksel).
Tiga hari sudah Mundiah bersama suami dan anaknya berada di dalam posko kebakaran.
Hari-hari tak seperti biasa ketika saat berada di rumah kecilnya yang kini sudah hangus terbakar.
Anak-anaknya bahkan tidak bisa bermain secara leluasa seperti sedia kala. Mundiah hanya bisa duduk meratapi nasibnya.
"Saya masih keinget sama kejadian kebakaran kemarin," ucap Mundiah yang duduk sambil memantau tiga anaknya tersebut, Kamis, 15 Agustus 2024, malam.
Ditemani kipas angin kecil, Mundiah sebisa mungkin berusaha untuk tetap nyaman selama berada di posko.
Gelagat itu ia tunjukkan agar anak-anaknya juga merasakan hal yang sama, yaitu menganggap posko sebagai tempat singgah yang nyaman.
"Ya mau enggak mau, sebisa mungkin dibuat nyaman aja. Biar anak-anak juga gak rewel," ucapnya.
Demikian pula yang dirasakan Yulianti (31). Ibu dua anak ini hanya bisa merenung sambil menjaga kedua anaknya yang masih kecil, satu anaknya masih sekolah TK.
Biasanya, ketika malam hari, Yulianti bersama anak-anak dan suami di rumah bercengkrama bersama.
Kondisi kini berubah, sebab selama berada di posko, kondisi nyaman tak pernah dirasakan Yulianti.
"Mau tidur aja susah, ya walaupun makanan ada, terpenuhi lah ya, tapi kalau kondisinya begini jujur aja saya enggak nyaman. Saya berusaha buat nyaman selama di sini, ya mau gimana lagi," ungkapnya.
Kedua ibu rumah tangga itu harus berbaur dengan warga lain yang juga terdampak kebakaran. Ada sekitar 20 orang lebih di dalam satu tenda.
Untuk tidur, Yulianti dan Mundiah menggunakan barang-barangnya sebagai alas kepala. Sementara di posko terlihat hanya dilengkapi bed atau kasur yang tipis.
Yulianti mengaku setiap malam sulit untuk tidur. Ia selalu terngiang dengan kebakaran yang menghanguskan tempat tinggalnya, ditambah nyamuk yang selalu menggigit.
"Saya mikir kok saya bisa di sini, saya masih trauma aja gitu, itu yang saya pikirin kalau malam," ucapnya.
Yulianti yang merupakan perantau asal Jawa Barat dan Mundiah perantau asal Jawa Tengah ini terus memikirkan kelanjutan hidupnya setelah posko tak lagi berdiri. Sementara waktu terus berjalan.
"Posko ini kan paling cuma satu minggu atau minggu, nah setelah posko gak ada kita ini mau ke mana? Ini yang saya pikirin. Di sini saya gak punya saudara," tutur Yulianti.
Keduanya berharap ada jalan tengah terkait nasibnya. Yulianti sendiri hanya ingin rumah tinggal yang layak untuk keluarganya itu.
"Kalau saya sih berharap bisa tinggal lagi di rumah yang lama," terang Mundiah. (Pandi)
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.