KLIR sudah! Ketua KPU, Hasyim Asy'ari menegaskan caleg terpilih di Pemilu 2024 harus mengundurkan diri, jika mencalonkan diri dalam Pilkada 2024.
Penegasan ini sekaligus mengakhiri kontroversi pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan caleg terpilih tidak perlu mengundurkan diri apabila maju dalam pemilihan kepala daerah.
“Bisa jadi ada caleg terpilih harus mengundurkan diri sebelum pelantikan , jika maju sebagai calon kepala daerah (cakada),” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Betul, mengingat pelantikan anggota DPR RI – DPD dilakukan pada 1 Oktober 2024, sementara pasangan cakada ditetapkan 22 September 2024,” kata Yudi.
“Bagi anggota DPRD terpilih, boleh jadi sebelum 22 September 2024, sudah acara pelantikan. Mengingat jadwal pelantikan anggota DPRD Kabupaten/Kota dan provinsi jauh lebih awal, antara Agustus atau September,” kata Heri.
“Sudah berjuang sedemikian rupa sebagai caleg, tinggal menunggu pelantikan menjadi anggota dewan, harus dilepaskan,” tambah Yudi.
“Itu pilihan sulit, apalagi bagi anggota dewan yang baru terpilih. Tetapi sesulit apa pun, pilihan harus ditetapkan. Tetap menjadi anggota dewan yang terhormat, atau maju menjadi calon penguasa daerah,” kata mas Bro.
“Kalau saya memilih yang pasti-pasti saja. Sudah pasti menjadi anggota dewan. Sedangkan pilkada baru menjadi calon kepala daerah,” urai Yudi.
“Betul perjuangan masih panjang, belum lagi modal ekonomi yang tidak sedikit, deretan angkanya cukup panjang, bisa lebih dari 10 angka,” ujar Heri.
“Itu pemikiran kalian, bagi politisi, elite politik beda lagi. Perjuangan tidak kenal lelah. Ibarat permainan, jangan kalah sebelum bertanding,” kata mas Bro.
“Memperjuangkan aspirasi rakyat tak kenal batasan waktu dan tempat. Semakin tinggi dan luas lingkup perjuangan, akan semakin baik,” jelas Yudi.
“Sebelumnya DPRD Kabupaten/Kota, lanjut provinsi, terus ke Senayan. Balik kembali ke daerah, menjadi gubernur. Sudah banyak yang begitu,” kata Heri.
“Bisa jadi masuk ke Senayan sebagai cek ombak sejauh mana kekuatan basis pendukungnya, jika maju pilkada,” kata Yudi.
“Bedanya pada pileg dapat mengetahui kekuatan dapilnya, dalam pilkada harus menguasai seluruh dapil, jika ingin menang,” urai Heri.
“Yang diharapkan jangan menguasai seluruh dapil dengan kekuatan uangnya,” kata mas Bro. (Joko Lestari)
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI