CILEGON, POSKOTA.CO.ID - Lebaran Idul Fitri tahun ini tinggal menghitung hari. Setiap harinya ribuan kendaraan, baik roda dua maupun mobil pribadi bergerak dari Jakarta menuju Banten.
Diantara hiruk pikuk pemudik di Pelabuhan Ciwandan dan Merak, Kota Cilegon ada sejumlah kisah menarik yang bisa menginspirasi para perantau untuk tetap semangat pulang ke kampung halaman.
Haris Maysandi (35 tahun) seorang pemudik asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terpaksa terpisah dengan anak dan istrinya, lantaran mobil yang ia kendarai mogok di tengah jalan Jenderal Ahmad Yani, Kota Cilegon.
Haris dan keluarga berencana menyeberang melalui Pelabuhan Merak tujuan Kota Palembang, Sumatera Selatan, tempat kampung halamannya berasal untuk merayakan lebaran Idul Fitri.
"Mobilnya sudah tua, tahun 2008. Mogok karena blow engine. Saya sedih karena memikirkan tiket kapal yang sudah dibayar secara online. Anak dan istri saya sudah saya antar tadi ke pelabuhan (Merak) nyebrang duluan," katanya sambil meratapi mobilnya yang ia titipkan pada sebuah pelataran parkir toko material di Kota Cilegon, Jumat 5 April 2024, malam.
Haris sampai ditenangkan oleh warga sekitar lantaran sempat uring-uringan. Dia mengaku takut uang yang disiapkan tidak cukup untuk kebutuhan lebaran nanti.
Kendati demikian, akhirnya dia pun memutuskan untuk meninggalkan kendaraannya di sana dan menyusul dengan angkutan umum akibat takut tidak bisa tepat waktu sampai di kampung halaman.
Lain halnya dengan Haris, di Pelabuhan Ciwandan, Kota Cilegon, Adit, seorang pengamen yang tinggal di Jakarta terlihat sumringah sambil memainkan gitarnya di trotoar jalan tempat motornya mengantre menuju pelabuhan.
Hal ini karena adanya kebijakan contra flow yang dilakukan oleh polisi saat antrean roda dua ke kapal sudah overload.
"Alhamdulillah 9 tahun merantau di Jakarta, akhirnya tahun ini bisa pulang sambil bawa uang untuk usaha di sana. Saya mudik ke Kalianda, Lampung Selatan. Bawa motor berdua dengan adik saya. Kami mengamen di daerah Grogol, Jakarta Barat," ujar Adit.
Dari hasilnya mengamen dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir di Jakarta, ia dan adiknya mampu mengumpulkan uang senilai Rp23 juta.
Sebetulnya dua tahun lalu rencana pulang ke kampung halaman sempat hendak dilaksanakan olehnya. Namun, adanya covid-19 mengurungkan niatnya. Adit tidak paham bagaimana prosedur menyeberang dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni saat itu.
"Ini saya minta tolong kawan di Jakarta untuk mengajari saya. Beli tiket di loket resmi ASDP yang ada di wilayah Toyomerto, Kabupaten Serang waktu melintas ke pelabuhan. Alhamdulillah lancar dan mudah," pungkasnya.
Diketahui ribuan pemudik roda dua telah memadati jalur protokol Kota Serang hingga Cilegon sejak pukul 14.00 WIB. Menurut tren yang terjadi setiap tahunya, peristiwa ini akan terus berlangsung hingga puncak arus mudik Banten pada H-3 lebaran idul fitri.
Sementara itu, pantauan Poskota di jalan tol Cikupa sampai Merak kepadatan debit kendaraan roda empat, truk dan bus mulai meningkat sejak pukul 16.00 WIB dan menyebabkan laju kendaraan tersendat di sejumlah titik keluar pintu tol mulai dari Serang Timur hingga Merak. (haryono)