“Ternyata di bulan Februari tahun ini (2024) banyak hari liburnya ya,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Ah., saya lihat di kalender cuma ada 2 tanggal merahnya. Pada 8 Februari libur nasional peringatan Isra Miraj 1445 H dan 10 Februari Tahun Baru Imlek 2575,” ujar Yudi.
“Ada lagi satu hari libur cuti bersama mengiringi perayaan Imlek, yaitu 9 Februari. Ada juga libur nasional terkait dengan hari pemungutan suara, 14 Februari.Jadi ada empat hari libur nasional,” tambah Heri.
“Membahas hari libur nasional memangnya mau ada acara apa. Kalian yang bekerja di media tidak mengenal libur cuti bersama. Apalagi libur pemilu. Justru media harus tetap hadir memberikan layanan kepada publik terkait perkembangan terkini, di hari pencoblosan itu,” ujar mas Bro.
“Betul Bro. Banyak bicara, banyak bekerja dan banyak berkarya menciptakan berita – berita yang dibutuhkan masyarakat,” kata Heri.
“Mengkampanyekan informasi yang sehat dan bertanggung jawab. Berita yang baik dan benar, bukan berita yang menyesatkan publik, bukan hoaks. Itu di antaranya fungsi media,” kata mas Bro.
“Jadi yang namanya kampanye itu harus banyak bicara, banyak bekerja dan banyak berkarya. Lantas bagaimana dengan kampanye pemilu?,” tanya Heri.
“Ya namanya kampanye harus bicara, kalau diam saja apa yang mau dikampanyekan untuk memenangkan pemilu,” sela Yudi.
“Termasuk banyak janji yang ditebar ya?,” ujar Heri.
“Janji itu kan strategi untuk meraih simpati. Kampanye disebut berhasil jika banyak meraih simpati publik, menarik banyak dukungan dalam pemilihan. Lagian tanpa janji, apa yang hendak ditawarkan,” kata mas Bro.
“Yang penting janjinya logis dan realistis, bukan fantastis, bukan pula menjual mimpi,” urai Yudi.
“Artinya janjinya harus dipenuhi ya,” tanya Heri.
“Itu tanggung jawab moral sebagai seorang pemimpin. Rakyat akan mencatat, mana janji yang dipenuhi, mana yang tidak,” kata Yudi.
“Kalau semua yang dijanjikan tak satu pun dipenuhi, gimana ?,”tanya Heri.
“Itu namanya tidak ada upaya untuk menepati janji, pemimpin model seperti itu jangan dipercaya lagi, jangan pula dipilih lagi,” kata Yudi.
“Itulah makna banyak bicara saat kampanye, setelah terpilih,banyak bekerja dan banyak pula berkarya untuk bangsa dan negara,” urai mas Bro. (joko lestari).