JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Indonesia Police Watch (IPW), angkat suara terkait dengan berlarutnya kasus temuan mayat sekeluarga tewas mengering di Kompleks Citra Garden Extension 1 Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) lalu.
Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso mengatakan, seharusnya Polda Metro Jaya dapat segera mempublikasikan hasil penyelidikan kasus ini usai 3 pekan lamanya menggelar penyelidikan dengan melibatkan para ahli terkait.
"Sebab kematian dapat diketahui dari hasil autopsi jenazah oleh ahli forensik. Kemudian, penemuan ini sudah 3 minggu, IPW berpendapat semestinya hasil forensik ini yang menjelaskan sebab dan waktu kematian sudah bisa dipublikasikan," ujar Sugeng dalam keterangannya, dikutip Kamis (1/12/2022).
Menurut Sugeng, dari hasil autopsi ahli forensik juga lah, seharusnya Polda Metro Jaya bisa mempublikasikan pelbagai analisis dan hasil penyelidikan dari kematian sekeluarga yang meregang nyawa dalam kondisi mengenaskan itu.
"Karena dari publik, sebab kematian tersebut dapat diketahui apakah 4 jenazah yang ditemukan adalah korban kejahatan atau karena meninggal secara alami oleh sebab karena kehendap daripada si korban sendiri, sehingga tidak ada tindak pidana," kata dia
Pun terkait dengan tugas Kepolisian, ucap dia, dalam hal ini ialah untuk memastikan apakah korban meregang nyawa karena adanya perbuatan orang lain, sehingga dapat dikualifikasikan sebagai kasus yang mengandung unsur tindak pidana.
Namun, lanjut Sugeng, apabila dari keempat korban meregang nyawa atas keinginanya sendiri, terlebih ditemukan beberapa barang bukti di lokasi yang mengarahkan sebab kematian korban karena hal-hal atau pemikiran yang bersifat apokaliptik.
"Maka kasus ini tidak perlu berlama-lama dan segera ditutup, apalagi korban bukanlah pribadi yang high profile atau memiliki satu pengaruh besar di tengah masyarakat," paparnya.
Selain itu, dia juga mengkomparasikan kasus ini dengan kasus tewasnya Brigadir Josua, di mana dalam kasus Brigadir Josua tim forensik hanya membutuhkan waktu sekitar tiga pekan lamanya.
"Maka kasus ini semestinya juga sudah seharusnya dipublikasi oleh penyidik Polda Metro Jaya dengan merujuk kepada hasil forensik untuk segera kemudian ditetapkan, apakah kasus ini ditutup karena bukan suatu peristiwa tindak pidana atau tindak pidana. Sehingga tidak berlarut-larut," pungkas Sugeng.
Sebagai informasi, tim gabungan penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menemukan sejumlah barang bukti yang didapat di Tempat Kejadian Perkara (TKP), di antaranya buku mantra dan kemenyan yang diduga digunakan oleh salah satu penghuni untuk ritual tertentu.
"Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Hariyadi.
Mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat itu menduga, jika salah satu korban bernama Budyanto Gunawan (69) kerap menjalani ritual tertentu sebelum ditemukan tak bernyawa.
Penyidik, ujar Hengki, menduga jika Budyanto adalah sosok yang memengaruhi tiga anggota keluarga lainnya untuk menerapkan ritual kepercayaan tersebut.
"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga," terangnya.
Namun demikian, Hengki tidak memerinci kepercayaan apa yang mereka anut. Pun, dia juga masih enggan berkenan untuk mengungkapkan apakah ritual yang dimaksudnya adalah melaparkan diri hingga meninggal dunia atau ada jenis ritual lainnya.
Hengki menegaskan, penyidik tinggal mengungkap penyebab kematian satu keluarga ini. Penyidik masih meneliti hal tersebut melalui kerja sama dengan petugas laboratorium forensik.
Untuk diketahui, satu keluarga yang tinggal di Kompleks Citra Garden 1 Extension Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tak bernyawa pada Kamis (10/11/2022) lalu.
Adapun, dari satu keluarga itu, terdapat tiga orang lanjut usia (lansia) atas nama RY (71), RN (68), dan BG (69). Sementara satu korban lainnya adalah DF (42) yang merupakan anak dari RY dan RN. Sementara BG adalah ipar RY.
Diduga, satu keluarga tersebut tewas lantaran kelaparan. Sebab, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengatakan, tak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuh keempat korban.
Pun, berdasarkan pemeriksaan tim dari dokter di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, lambung keempat mayat ini tidak ada makanan sejak lama.
"Bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama. Karena dari otot-ototnya mengecil," kata Pasma kepada Wartawan, Jum'at (11/11/2022). (Adam).