Opini

Banjir Hantui Masyarakat Jakarta

Selasa 11 Okt 2022, 06:00 WIB

Oleh: Tri Haryanti, Wartawan Poskota

MUSIM hujan tiba dan banjir mulai melanda DKI Jakarta. Seperti pada Senin kemarin (10/10/2022), sedikitnya 53 RT terendam banjir atau 0,174% dari 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta, seperti yang diungkapkan  Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya.

Banjir memang sudah bukan hal baru bagi ibu kota negara tercinta ini, dan sudah menjadi langganan bagi warga yang tinggal di bantaran kali. Secara geografis, wilayah Jakarta dikelilingi 13 sungai, di antaranya Kali Ciliwung.

Wilayah yang kerap menjadi langganan banjir akibat luapan Sungai Ciliwung adalah Pejaten, Jakarta Selatan, Rawajati dan Kebon Pala di Jakarta Timur. Kemarin, ketinggian air diwilayah itu berkisar dari 60 Cm hingga 200 Cm. Bahkan wilayah tersebut kerap banjir, meski Jakarta tak turun hujan akibat banjir kiriman dari Bogor.

Akibat banjir tersebut, puluhan orang terpaksa mengungsi sementara ke tempat yang aman dan meninggalkan rumahnya yang terendam banjir.

Kita ketahui, Potensi banjir memang akan selalu ada dan menjadi  PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah kota Jakarta sejak puluhan tahun lalu, yang hingga kini belum ada solusi tepat yang diberikan dan dilakukan oleh para gubernurnya, termasuk oleh Gubernur Anies Baswedan.

Walaupun Anies mengklaim, genangan air di Jakarta surut lebih cepat dan jumlah titik banjir berkurang meskipun terjadi curah hujan ekstrem.

Tetap saja banjir menghantui masyarakat Jakarta, karena mengganggu aktivitas warga.  Seperti yang terjadi pada pekan lalu, akibat curah hujan tinggi yang mengguyur Jakarta dan kota-kota penyangga, banjir menggenangi sejumlah jalan utama yang dampaknya mengakibatkan kemacetan berjam-jam saat jam pulang kerja.

Pemkot sendiri memang sudah berupaya memperbaiki sistem drainase di setiap wilayah, bahkan secara rutin membersihkan dan mengangkut sampah-sampah yang menyumbat di sistem drainase, termasuk di pintu-pintu air.

Namun karena sistem drainase kota Jakarta memiliki ambang batas, yaitu tampungan drainase DKI Jakarta berkisar 100-150 mm per hari, maka banjir tetap melanda saat curah hujan tinggi (di atas 100 mm per hari).

Sebagai warga Jakarta yang lingkungannya kerap menjadi langganan banjir, seharusnya juga sudah bersiap-siap saat memasuki musim penghujan. Misalnya dengan menjaga kebersihan saluran air di lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Seperti kata pepatah, sedialah payung sebelum hujan. Jangan menunggu banjir datang, baru bergerak. Semuanya berpulang pada masyarakat. Jika ingin lingkungan rumah sehat dan bebas banjir, mari sama-sama menjaga kebersihan lingkungan.

Masalah banjir yang belum bisa diselesaikan tuntas oleh Gubernur Anies, akan menjadi PR bagi Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono.

Kita berharap, penjabat gubernur ini memiliki terobosan-terobosan baru untuk meminimalisir banjir yang setiap tahun selalu melanda Jakarta. Namun, apapun terobosan atau inovasi yang dilakukan pemerintah kota tidak akan berhasil selama masyarakat tidak mendukung penuh, dengan disiplin menjaga kebersihan lingkungan.(*)

Tags:
Gubernur Anies BaswedananiesGenangan Air di Jakartasurut lebih cepatbanjir menghantuiBanjir menghantui masyarakat Jakarta

Administrator

Reporter

Administrator

Editor