JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Komika Ernest Prakasa uring-uringan dengan adanya RKUHP (Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana). Ernest Prakasa protes RKUHP pada pasal yang memuat bahwa orang yang mengkritik kekuasaan diminta untuk memberi solusi.
Untuk diketahui, Pemerintah telah resmi menyerahkan draf RKUHP ke DPR. Penyerahan itu dilakukan oleh Wamenkumham Prof Eddy Hiariej ke Komisi III DPR dalam rapat kerja yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (6/7).
Terkait itu, dalam unggahan di akun twitternya, Ernest memposting meme dengan tulisan soal mengkritik yang di situ diberi persyaratan untuk memberi solusi.
Dalam meme itu ada tulisan, "Kritik menurut pasal di RKUHAP harus konstruktif dan menyertakan solusi."
Tentang kritik itu termuat dalam pasal 218 ayat 2RKUHAP:
"Kritik adalah menyampaikan pendapat terhadap kebijakan Presiden dan Wakil Presiden yang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk kebijakan tersebut."
"Kritik bersifat konstruktif dan sedapat mungkin memberikan alternatif dan solusi dan/atau dilakukan dengan cara yang objektif."
Ernest pun memberi komentarnya. "Sebagai warga negara pembayar pajak, MENGKRITIK itu hak, dan MEMBERI SOLUSI itu jelas bukan kewajiban. Ngawur banget ini," tuliis @ernestprakasa.
Ternyata pendapat Ernest itu langsung ditentang oleh netizen lain. Namun, banyak juga yang mendukungnya. Berikut ini netizen yang menentang.
"Aku setuju sii, biar netizen kita ngritiknya ga ngawur or seenak lututnya sndri. Biar mikir dikit dan ngrasain being include in government that much cooOmplicated. Segalanya pake ILMU, strategi, proses, ga full nyalah2 in doang pdhal dirinya juga beban. Apa salahnya ngasi solusi?" tulia netizen @Shaw_ty77.
"Yang banyak mengkritik (mbacot) biasanya politikus (oposisi planga plongo), tdk mungkin rakyat bawah. Makanya oposisi planga plongo yang mulutnya asal mangap perlu dikasih rem biar kagak asal mangap," tulis akun @BasadoTrans.
"Anda mengkritik suatu kebijakan berarti anda tidak puas, jadi anda pasti pnya solusinya dongk dan itu harus anda komunikasikan. Kalo anda hanya mengkritik seenak jidat lu tanpa ada solusi untk kritikan anda, apa bedanya sama lu nyinyir dan menghina," tulis akun netizen @devthbvt..
Kemudian banyak juga yang mendukung pendapat Ernest Perkasa. Di antara mereka mempertanyakan kenapa harus memberi solusi, presiden, menteri, pejabat, dipilih rakyat dan dibayar duit rakyat untuk memberi solusi, kok malah minta solusi rakyat.
"Kalo kita mengkritik, terus mikirin solusi, lalu kerja kalian apa ..., saya pribadi pengen banget ngasih solusinya juga, tapi gaji kalian buat saya, gimana? Sekali aja, buat ongkos saya pengen pindah negara soalnya pak," tulis akun @paleyeah_.
"Kita mengkritik karena kita pengen pemerintah yg memberikan solusinya jangan dibalik justru kita yg mengkritik karena kita mengeluh tolong pemerintah yg memberikan solusinya atas keluhan kami," tulias akun @OnieLvictorjans.
"Kalau ngasih solusi mah mendingan bubarin aja pemerintahannya sekalian. Biar rakyat aja ganti2an yg duduk kerja. Hadeh kebanyakan duit, berasa paling bener, kadang kacung2 ini jadi lupa sama sumpah dan tugas yg WAJIB dilakukan, anda dibayar oleh pajak kerja keras rakyat!!," @narrisaay
Kalau kita kritik Pejabat dengan solusi suru mereka mundur aman berarti yah," kata akun @Ridwan_Saidi. "Gua bayar lu mahal mahal buat nyari solusi lu malah nyuruh balik, ada ada aje lu nyet," tulis @Manusia_Lokal. .
Lantas ada yang mengkritisi pernyataan Ernest Prakasa dengan mencermati tulisan di meme tersebut, yakni memberi solusi bukan keharusan, tapi sebisa mungkin.
"Sudah dibaca dgn teliti Bung Ernest?Ada dua kata di pasal itu "sedapat mungkin".Artinya jika kecerdasan Anda "dapat" dan "memungkinkan", maka berilah usulan solusi. Jika tidak cukup cerdas, maka cukup beri pendapat yg konstruktif (tanpa usulan solusi)," tulis akun @dwi1975.
Yang paling menarik adalah tanggapan dari akun @teguhtosa. Netizen ini memberi contoh mengkritik dan kemudian memberikan solusinya.
"Kritik: PLN ini tidak becus listrik byarpet. Pelayanan jelek.Solusi: Tolong agar direktur mundur," tulisnya,
Ia memberi contoh bukan satu, melainkan dua. Contoh berikutnya sebagai berikut ini. Kritik: Negara ini ancur. Pemerintahan ngawur. Solusi: Tolong pak menteri mundur," tulis @teguhtosa. (*/win)