JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Penjualan alat kesehatan (alkes) di Pasar Pramuka mulai lesu atau mengalami penurunan pembeli yang datang seiring kondisi Pandemi Covid-19 yang kian mereda. Alkes yang mengalami penurunan seperti tabung oksigen, oximeter dan lainnya
Hal itu dirasakan oleh Tia, salah satu Admin Toko Alat Kesehatan Arkha Medika di Pasar Pramuka, Jalan Pramuka Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Tia mengaku penjualan alkes di tokonya mulai lesu, dari awal memasuki bulan Ramadhan tahun ini. Tak hanya itu, kedatangan pengunjung pun turut mengalami penurunan.
"Dari sebelum puasa sudah mulai sepi, penjualan juga sepi. Biasanya rame orang-orang yang pada beli, cuman waktu puasa jarang ada orang kesini, sepi," kata Tia saat ditemui di lokasi, Rabu (8/6/2022).
Penurunan pengunjung pun turut berdampak pada omset bulanan di tokonya. Tia mengatakan, biasanya omset per bulan mencapai 500 juta bahkan lebih. Namun, seiring pelonggaran terjadi omset bulanannya turut merosot.
"Ya biasanya rame sebulan omset diatas 500 juta, kemarin pas puasa sampe sekarang omset dibawah 500 juta. Sepi," lanjutnya.
Selain itu, Tia mengatakan seiring kondisi Pandemi yang kian membaik, kebanyakan pembeli mencari alat tes kesehatan darah.
"Ya alhamdulilah sih masih ada yang beli, kebanyakan orang-orang sekarang pada nyari strip tes gula darah. Itu paling sering orang beli sekarang ini," tambahnya.
Ketersediaan Alat Kesehatan
Kendati mengalami penurunan penjualan, Tia mengaku ketersediaan alat kesehatan di tokonya masih tergolong aman.
Tia mengatakan, beberapa item alat kesehatan mengalami penurunan harga meski lonjakannya dinilai tidak stabil. Ia menambahkan, kenaikan harga alat kesehatan hanya pada alat tes covid atau alat tes antigen.
"Sekarang harga APD kisaran mulai dari 50-80 ribu, untuk alat tes antigen kadang harga naik, kadang juga turun lagi harganya di kisaran 400 ribuan," tambahnya.
Sementara itu, Tia menjelaskan alat kesehatan lain seperti tabung oksigen, nebulizer dan oximeter yang dikhususkan bagi pasien Covid-19 saat ini sudah mengalami penurunan harga menjadi harga normal.
Tia mengaku, pada saat varian Delta Covid-19 masuk ke Indonesia, alat kesehatan yang menjadi incaran pembeli salah ialah tabung oksigen, nebulizer dan oximeter.
Ia menambahkan, kala itu harga penjualan dinilai tinggi seiring minat pembeli yang turut melonjak.
"Dulu pas Virus Delta, yang paling dicari alat oksigen, nebulizer, oximeter, harga nya juga naik 50 ribu per item dari harga normal," ungkapnya.
Sementara itu, Tia berharap agar penjualan dapat kembali normal sehingga omset penjualannya turut mengalami peningkatan. Ia juga turut memasarkan produk alat kesehatan melalui online.
"Saya sih berharap pastinya banyak pembeli, terus ya omset juga bisa naik lagi. Saya juga ada toko di online, jadi tambah-tambahanya dari situ," ujar dia. (nitis)