Perempuan berpakaian burqa berfoto di Kabul Afghanistan.

Internasional

Perempuan Afghanistan Diperintahkan Tutup Kepala Hingga Kaki

Rabu 11 Mei 2022, 21:00 WIB

AFGHANISTAN, POSKOTA.CO.ID - Seluruh perempuan Afghanistan diperintahkan penguasa Taliban mengenakan pakaian dari ujung kepala hingga ujung kaki ketika berada di tempat umum.

Kebijakan kelompok garis keras ini dikeluarkan pada pekan lalu.

Hal ini mengukuhkan kecemasan akan hak asasi manusia dan semakin memperumit urusan Taliban dengan komunitas internasional yang sudah terlanjur tidak percaya pada komitmen reformasi mereka.

Keputusan Taliban itu mengatakan perempuan hanya meninggalkan rumah jika diperlukan.

Jika perempuan yang berada di bawah pengawasan mereka melakukan pelanggaran aturan hukum soal berpakaian maka kerabat laki-laki akan dijatuhi hukuman mulai dari panggilan kepolisian hingga ke sidang pengadilan dan hukuman penjara. Demikian dikutip dari Associated Press.

Taliban pada bulan lalu melarang perempuan bepergian sendiri. Tetapi setelah dikecam keras maka kebijakan ini diam-diam diabaikan.

Keprihatinan UNAMA

Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) mengatakan sangat prihatin dengan apa yang tampaknya merupakan arahan formal yang akan dilaksanakan dan ditegakkan. Mereka akan meminta klarifikasi dari Taliban terkait keputusan ini.

“Keputusan ini bertentangan dengan banyak jaminan tentang penghormatan dan perlindungan HAM semua warga Afghanistan, termasuk perempuan dan anak perempuan, yang telah dijanjikan Taliban pada masyarakat internasional selama perundingan beberapa dekade terakhir,” ujar UNAMA dalam sebuah pernyataan.

Dekrit yang menyerukan agar perempuan hanya menunjukkan mata dan merekomendasikan perempuan untuk mengenakan burqa dari ujung kepala hingga ujung kaki membangkitkan kenangan akan pembatasan serupa pada perempuan selama pemerintahan Taliban sebelumnya antara tahun 1996-2001.

Taliban sebelumnya memutuskan untuk tidak membuka kembali sekolah-sekolah bagi anak perempuan di atas kelas enam sekolah dasar. Ini mengingkari janji sebelumnya dan memilih untuk menenangkan kelompok garis keras serta semakin terasing dari masyarakat internasional. Tetapi dekrit ini tidak mendapat dukungan luas di kalangan pemimpin yang terbagi antara kelompok pragmatis dan garis keras.

Keputusan ini juga mengganggu upaya Taliban untuk mendapat pengakuan dari donor internasional potensial ketika negara itu terperosok dalam krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.

Butuh Tekanan Internasional Guna Mengubah Keputusan Taliban

Peneliti Senior Afghanistan di Human Rights Watch, Heather Barr, mendesak masyarakat internasional untuk memberi tekanan terkoordinasi terhadap Taliban.

“Tanggapan serius dan strategis atas meningkatnya serangan Taliban terhadap hak-hak perempuan ini sangat terlambat,” cuitnya di Twitter.

Taliban digulingkan pada tahun 2001 oleh koalisi pimpinan Amerika karena menyembunyikan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden.

Lalu Taliban kembali merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus 2021 usai penarikan mundur pasukan Amerika yang kacau balau.

Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih telah mengutuk keputusan Taliban yang menyerukan perempuan dan anak perempuan mengenakan burqa yang menutup seluruh tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki dan mendesak mereka untuk membatalkan keputusan itu.

Para pemimpin Taliban sejak merebut kekuasaan tahun lalu berselisih paham di antara mereka sendiri ketika berjuang melakukan transisi dari masa perang ke pemerintahan.

Juru Bicara Pangea, organisasi non pemerintah Italia yang selama bertahun-tahun telah membantu perempuan di Afghanistan, mengatakan keputusan baru ini akan sangat sulit bagi mereka.

Perempuan Afghanistan selama 20 tahun telah hidup dalam kebebasan hingga saat Taliban mengambilalih kekuasaan.

“Dalam 20 tahun terakhir ini mereka telah memiliki kesadaran akan HAM dan dalam rentang waktu beberapa bulan terakhir ini, hal itu seakan menghilang,” ujar Silvia Redigolo. ***

Tags:
talibanafghanistanperempuan AfghanistanAturan Hukum BerbusanaHak Asasi ManusiaHak PerempuanAl QaedaOsama bin Laden

Reporter

Administrator

Editor