Halo, Bapak Ibu apa kabar? Sudah menyimak seminggu belakangan ini ada berita apa saja? Ya, banyak tentu saja, misalnya masyarakat boleh mudik.
Tentu saja perihal harga sembako yang pada berlomba naik.Harga minyak goreng juga masih tinggi. Dan bahan-bahan yang dibutuhkan di bulan puasa dan lebaran pasti sudah naik duluan.
“Harga daging juga naik?” kata sahabat Bang Jalil dari jarak jauh.
“Biarin, nggak usah masak daging. Tahu tempe aja!” kata istri Bang Jalil.
“ Tahu tempe itu bahannya dari kedele,” kata sahabat. “ Itu dibeli dari luar,harganya juga naik!”
”Waduh?” terkejut istri Bang Jalil.
Bang Jalil merenung. Kenapa ya tradisi naik harga terjadi pada hari-hari besar? Mulai dari beras, minyak goreng, gula pasir, daging sapi, daging ayam. Saat ini, bukan satu dua barang, tapi hampir semuanya pada ikutan naik harga. Setelah sebelumnya minyak goreng bikin drama, lalu gas LPJ dan BBM menyusul naik.
“Tapi,Ibu kayaknya tenang-tenang saja,ya?” selidik sahabat.
“Ya, sesuai anjuran ibu penggede di atas sana, kita bisa masak tanpa minyak goreng. Jadi bisa direbus, dikukus?” kata istri Bang Jalil.
“Tapi, kan ada makanan yang harus digoreng pakai minyak?” kata sahabat.
“Bisa digoreng pakai pasir! Kayak goreng kacang kulit. Wah,Pak rasanya gurih dan nikmat,” kata istri Bang Jalil.
“Kalau mau bikin nasi goreng?” tanya sahabat penasaran.
“Yaa, bisa juga. Jadi nasi goreng rasa pasir!” jawab sang istri sekenanya.
“Oke juga,ya? “ Kata sahabat,” Halo,Bapak kok dari tadi nggak komentar?”
“Bapak darah tingginya lagi naik!” jawab istri Bang Jalil.
Bang Jalil tersenyum kecut. Maklum, mulut belum dibasahi air kopi. Kan lagi puasa? O, pantas dia dari tadi diam. Memang kalau lagi puasa, bukan sekadar puasa makan dan minum. Mulut pun harus puasa bicara!
Jadi, kalau semua harga naik, hati juga harus damai, jangan naik pitam!. (massoes)