Illustrasi Vaksin(Sumber foto:

Kesehatan

Keren! Ilmuwan Sedang Mengerjakan Vaksin yang Dapat Menyebar Sendiri

Senin 28 Mar 2022, 16:38 WIB


JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Laporan terbaru dari National Geographic menemukan bahwa ilmuwan sekarang sedang mengerjakan “vaksin yang menyebar sendiri” yang dapat melompat dari populasi yang divaksinasi ke populasi yang tidak divaksinasi.


Artikel tersebut menunjukan bahwa “vaksin baru (virus rekombinan)” dikembangkan melalui proses mengidentifikasi protein dari mikroba target yang berfungsi sebagai antigen (zat yang memicu imun), dikutip berdasarkan Newsmax, Senin (28/3/2022).


Kemudian peneliti memilih virus untuk membawa vaksin dan menyebarkannya. Percobaan ini dilakukan dengan menangkap beberapa hewan seperti primata untuk Ebola, tikus untuk demam berdarah Lassa.

Virus yang didapat kemudian diisolasi secara alami untuk menginfeksi hewan tersebut,kemudian peneliti menyatukan virus dengan materi genetik masing-masing hewan untuk membuat vaksin.


Teknologi yang digunakan yaitu, cytomegalovirus (CMV) yang berasal dari sekelompok virus yang termasuk dalam keluarga herpes.


Tetapi, implikasi etis dari penyuntikan suatu populasi tanpa persetujuan tertulis akan menjadi pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa 1949 yang menyatakan bahwa eksperimen medis atau ilmiah yang tidak diperlukan untuk keperluan medis dari orang yang dilindungi adalah dilarang.


Terlepas dari keberatan terhadap vaksin yang menyebar sendiri, minat baru pada teknologi ini kembali muncul pada tahun 2016. Saat ini, eksperimen dilakukan untuk mengembangkan vaksin virus Lassa menggunakan teknologi tersebut, tetapi karena hal ini sangat berisiko dan memiliki konsekuensi yang “tidak dapat diubah” maka penelitian terhadap manusia termasuk ilegal.


“Kami bahkan tidak bisa membuat orang mengambil vaksin dalam pandemi global, gagasan bahwa dapat melakukan vaksinasi kepada populasi secara diam-diam dengan virus yang membahayakan hanyalah sebuah fantasi. Itu tidak akan pernah terjadi, digunakan kepada manusia,” ujar peneliti utama di University of Western Australia, Alec Redwood.


Namun, Redwood menyatakan bahwa teknologi tersebut harus tetap digunakan untuk manusia jika memang diperlukan.


“Cara yang saya pikirkan bahwa itu tidak akan pernah digunakan tetapi, lebih baik memiliki sesuatu di lemari yang dapat digunakan dan telah matang jika memang membutuhkannya,” pungkas Redwood.

Tags:
KesehatanVaksinIlmuwan

Administrator

Reporter

Administrator

Editor