MELBOURNE, POSKOTA.CO.ID – Australia telah mencabut visa petenis bintang, Novak Djokovic, untuk kedua kalinya, atas haknya untuk tetap berada di negara yang tidak divaksinasi.
Keputusan Menteri Imigrasi Australia, Alex Hawke mencabut visa Djokovic dengan alasan "kesehatan dan ketertiban".
Dengan keputusan itu, berarti sang petenis asal Serbia itu bisa dideportasi dari Australia.
Namun, Djokovic masih bisa mengajukan banding untuk tetap tinggal di Australia.
Lihat juga video “Presenter TV ‘HUJAN ANGIN RUSAK ATAP RUMAH, WARGA KHAWATIR”. (youtube/poskota tv)
Petenis nomor satu putra itu dijadwalkan bermain di Australia Terbuka, yang dimulai pada Senin (17/1/2022).
"Hari ini saya menggunakan kekuatan saya untuk membatalkan visa yang dipegang oleh Tuan Novak Djokovic dengan alasan kesehatan dan ketertiban, atas dasar kepentingan umum untuk melakukannya," kata menteri dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC, Jumat (14/1/2022).
Hal ini berkemungkinan membuat Djokovic mendapatkan larangan tiga tahun untuk mendapatkan visa Australia yang baru.
Selanjutnya, pemenang Australia Terbuka sembilan kali itu berharap untuk bisa mempertahankan gelarnya minggu depan.
Sebab, jika dia memenangkan kejuaraan tersebut, kemenangannya akan membuatnya berhasil menjadi pemain tenis pria paling sukses dalam sejarah dengan rekor 21 gelar Grand Slam.
Diketahui, visa Djokovic pertama kali dicabut tak lama setelah kedatangannya, di Melbourne, pada 6 Januari.
Setelah seorang pejabat Angkatan Perbatasan Australia mengatakan dia gagal memberikan bukti untuk menerima pengecualian vaksin.
Ada juga reaksi keras dari beberapa orang Australia, yang hidup di bawah lockdown Covid yang lama dan ketat. Mereka mengizinkan Djokovic masuk meskipun tidak divaksinasi.
Adapun Djokovic ditahan selama berjam-jam di kontrol imigrasi bandara Melbourne, dan kemudian menghabiskan berhari-hari di hotel imigrasi.
Beberapa hari kemudian visanya dipulihkan oleh seorang hakim, yang memerintahkan pembebasannya.
Hakim tersebut memutuskan bahwa pejabat perbatasan mengabaikan prosedur yang benar ketika dia tiba.
Namun, pada Jumat malam di Melbourne, Hawke membatalkan visa Djokovic di bawah kekuasaan terpisah dalam Undang-Undang Migrasi Australia.
Atas tindakannya itu, Hawk memiliki kemungkinan untuk mendeportasi siapa pun yang dia anggap berpotensi berisiko terhadap kesehatan, keselamatan, atau ketertiban masyarakat Australia.
Hal tersebut terjadi setelah Djokovic menyampaikan tuduhan bahwa dia telah membuat pernyataan palsu pada formulir perjalanannya, yang menyatakan bahwa dia tidak bepergian dalam 14 hari sebelum kedatangannya di Australia, padahal sebenarnya dia pernah ke Spanyol.
Dia mengatakan kesalahan itu dibuat oleh agennya, menyebutnya human error dan menganggap bahwa apa yang dilakukannya itu tidak disengaja. (Ibriza Fasti Ifhami)