Generasi ketujuh ki Cengkuk, ki Duhari (50) pewaris golok si Rebo. (Foto/luthfi) 

Regional

Sakti, Bunuh Orang Jarak 10 Meter, Si Rebo Golok Kesultanan Banten Diritualkan Setiap Bulan Mulud, Begini Sejarahnya

Jumat 22 Okt 2021, 12:53 WIB

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Golok si Rebo merupakan golok tertua di masa kepemimpinan Sultan Maulana Hasanuddin Banten pada tahun 1552-1570 Masehi. 

Pada masanya, kesaktian golok yang konon pembuatannya membutuhkan waktu 7 kali Mulud (7 tahun) sudah tersohor ke seantero jagat Kesultanan. 

Bahkan saking saktinya, golok si Rebo diyakini bisa membunuh lawannya pada jarak 10 meter tanpa menyentuh.

Maka tidak heran setiap peperangan, ketika Sultan mengeluarkan si Rebo para musuh langsung lari kabur. 

Golok si Rebo dibuat pertama kali dibuat oleh ki buyut Cengkuk di Kecamatan Ciomas dengan menggunakan Godam Denok, hadiah dari sultan Maulana Hasanuddin Banten. 

Namun untuk proses finishing-nya, pembuatan golok dilakukan menggunakan pautan tangan ki buyut Cengkuk langsung. 

Karena dibuat di daerah Ciomas, golok si Rebo kemudian juga dikenal sebagai golok Ciomas. 

Saat ini golok si Rebo diwariskan kepada generasi ketujuh Ki Cengkuk yakni Ki Duhari (50).

Dengan kesaktian dan kesakralannya, si Rebo tidak boleh dipegang oleh sembarang orang. 

"Makanya pewaris pemegang golok ini diturunkan kepada silsilah keluarga, dari mulai ki Cengkuk, Ki Boma, Ki Mala, Ki Sakimad, Sandara, Jamsari sampai saat ini di saya," kata ki Duhari saat ditemui di rumahnya di Kampung Cihujan, Desa Lebak, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Jumat (22/10/2021). 

Duhari menceritakan, buyutnya ki Cangkuk, merupakan orang kepercayaan Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang memiliki keahlian membuat golok. 

"Kemudian Sultan memfasilitasi ki Cengkuk dengan memberikan Godam Denok, alat untuk membuat golok," ujarnya. 

Setelah diberikan Godam Denok, lanjut ki Duhari, buyutnya itu kemudian memproduksi golok-olok lainnya yang sekarang dikenal dengan sebutan golok Ciomas.

Bakat membuat golok itu juga kemudian diwariskan kepada generasi penerusnya. 

"Sampai sekarang Godam Denok masih digunakan untuk pembuatan dan pengulasan golok Ciomas," terangnya. 

Namun karena usianya yang sudah seabad lebih, Godam Denok pemberian Sultan itu sudah jarang digunakan, hanya sewaktu-waktu saja. 

"Sekarang lebih sering menggunakan ulas dan godam," ucapnya. 

Dijelaskan ki Duhari, pada Godam Denok sendiri terdapat beberapa unsur yang tidak bisa dipublikasikan, karena sifatnya dirahasiakan oleh ki Cengkuk dan an sampai sekarang dirinya pun tidak berani mengulik hal itu. 

"Pokoknya diantara 1-3 kg aja. Kalau persisnya saya ga bisa memberitahu," pungkasnya. 

Saat ini, golok si Rebo masih disimpan rapih demi untuk keselamatan dan menjaga ketentraman masyarakat.

Si Rebo baru akan dikeluarkan oleh ki Duhari ketika akan terjadi sebuah keributan besar di lingkungannya. 

"Biasanya kalau mau ada keributan, saya keluarin. Itu pasti tidak jadi, karena mereka keburu bubar ketakutan melihat si Rebo," jelasnya. 

Selain untuk hal itu, golok si Rebo juga harus dikeluarkan setiap tanggal 12 Rabiul Awal atau bertepatan pada tanggal Maulid Nabi.

Pada tanggal itu dilakukan tradisi pengulasan golok si Rebo serta golok-golok lainnya yang mempunyai kesakitan tersendiri. 

Golok si Rebo dilakukan pengulasan menggunakan minyak misik warna hitam yang dituangkan pada Godam Denok. Godam itu kemudian dilakukan pengulasan pada golok. 

"Golok yang sudah melalui tahap pengulasan itu diharapkan bisa menghasilkan barokah," ucapnya. 

Bagi ki Duhari, persoalan kepusakaan golok sudah tidak asing lagi dalam kehidupannya.

Pasalnya sejak kecil orangtuanya sudah mengenalkan benda pusaka itu kepada dirinya. 

Tonton juga video "Limbah Triplek Terbakar, Api Sulit Dipadamkan". (youtube/poskota tv)

"Pesan bapak dulu katanya tolong jaga dan rawat baik-baik godam denok dan golok si Rebo," katanya. 

Saat ini ki Duhari masih membuat golok Ciomas, namun hanya dilakukan pada bulan Mulud. Dalam sehari dirinya mampu membuat 5 golok Ciomas. 

"Kelebihan golok Ciomas itu hanya bisa dilihat oleh orang tertentu, tidak sembarang orang," tutupnya. (luthfillah) 

Tags:
si rebogolok kesultanan bantenbunuh orang dari jarak 10 metercerita si rebosejarah si reboritual si rebokesaktian si rebo

Administrator

Reporter

Administrator

Editor