SEJAK awal bulan September ini kasus Covid-19 menunjukkan tren yang terus menurun. Kini, penambahan kasus harian positif Covid-19 sudah di bawah 5.000, angka yang pernah ditargetkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Kita berharap kasus positif akan terus menurun di bawah seribu kasus setiap harinya, hingga pada saatnya nihil kasus baru.
Kita optimis harapan tersebut dapat dicapai sepanjang semua pihak yang terlibat dalam penanganan Covid-19, tidak lengah menyusul penurunan kasus. Tidak pula euforia dengan vaksinasi.
Perlu diingat, vaksinasi masih terus digenjot untuk meraih target sedikitnya 70 persen dari populasi penduduk Indonesia, sekitar 208 juta.
Saat ini, jumlah warga yang telah mendapatkan vaksin dosis pertama sebanyak 76,5 juta lebih atau 36,77 persen, dosis kedua 43,7 juta jiwa atau 21 persen. Artinya masih jauh dari target, meski total warga yang sudah disuntik vaksin sebanyak 120 juta lebih.
Dengan melihat komposisi vaksinasi tersebut, cukup beralasan jika disebutkan bahwa vaksinasi belum menciptakan kekebalan kelompok secara nasional. Untuk beberapa daerah tertentu, utamanya di kota – kota besar hampir 70 persen penduduknya sudah menerima vaksin dosis pertama dan kedua.
Itu pun di daerah perkotaan seperti DKI Jakarta dan kota – kota besar lainnya.
Tetapi di daerah-daerah, jumlah penerima vaksin masih minim, apalagi di kampung-kampung.
Jika dikatakan penurunan kasus Covid yang terjadi sekarang ini lebih dikarenakan adanya pembatasan-pembatasan, ditambah lagi meningkatnya disiplin masyarakat menerapkan protokol kesehatan, cukup beralasan. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa vaksinasi, ikut memberikan andil.
Nah, kalau pembatasan terus diperpanjang, vaksinasi digenjot, protokol kesehatan ditingkatkan, terutama di kawasan yang memiliki potensi besar terjadinya penularan, seperti wilayah aglomerasi atau daerah padat penduduk, tinggi mobilitas dan pergerakan masyarakat, kasus diharapkan semakin melandai.
Bicara tentang daerah padat penduduk, tinggi mobilitas dan pergerakan masyarakat, berarti merujuk kepada kota – kota besar – megapolitan.
Di daerah padat mobilitas dan interaksi inilah, vaksinasi hendaknya segera dituntaskan mencapai target populasi penduduknya.
Bukan hanya jumlah, tetapi pemerataan vaksinasi sebagai upaya membentuk kekebalan komunal hingga ke lingkungan terkecil, RT/RW, guna mencegah penularan.
Ini menjadi penting mengingat kelonggaran sudah diterapkan dengan PPKM level 3 yang berarti bisa makan di dalam mal, kafe, warung makan pinggir jalan, warteg hingga sekolah tatap muka.
Dengan pelonggaran ini otomatis mobilitas kian meningkat, interaksi langsung makin sering terjadi, dan aktivitas lain yang berpotensi terjadinya penularan, baik menulari atau ditulari oleh orang lain.
Mari tetap ekstra haihati dalam beraktivitas di luar rumah. Lindungi diri dengan menerapkan protokol kesehatan dan menaati ketentuan PPKM. (Jokles)