JAKARTA, POSKOTA.CO.ID- Pakar Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), yakni Dokter Pandu Riono mengatakan bahwa dpenyebaran Covid-19 varian delta sudah semakin merata di Indonesia.
Bahkan Dokter Pandu juga merasa bahwa Indonesia saat ini sudah masuk ke dalam tengah-tengah dari jebakan pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih terjadi.
Jika pemerintah Indonesia tidak membuat kebijakan yang tegas terkait dengan pembatasan mobilitas masyarakatnya, maka penyebaran virus yang ganas ini bisa semakin merata ke seluruh wilayah.
Demi mengatasi hal itu, Dokter Pandu mengimbau agar pemerintah untuk terus menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.
Menurutnya hal tersebut menjadi salah satu cara yang efektif dalam menekan jumlah penambahan kasus Covid-19 di Indinesia saat ini.
"PPKM Level 4 perlu dipertahankan, sampai diyakini bahwa penularan benar2 terkendali," tulis Dokter Pandu sebagaimana dikutip poskota.co.id dari akun Twitter pribadinya (@drpriono1) pada Minggu (1/8/2021).
Lebih lanjut Dokter Pandu meyakini bahwa kasus Covid-29 tidak akan berhenti dan bahkan bisa menjadi semakin parah apabila pemerintah tetap nekat melakukan penurunan kebijakan menjadi PPKM level 3.
Hal ini tentu tak bisa ditoleransi lagi oleh Dokter Pandu yang melihat Covid-19 varian Delta sudah semakin menyebarluas dan perlu adanya kebijakan yang dapat menghentikannya.
Selain itu mengingat angka testing, tracing, dan vaksinasi di Indonesia yang tercatat masih rendah maka perlu adanya tindakan tegas soal aturan pembatasan.
"Berbahaya bila diturunkan levelnya karena situasi dominasi Delta yg meluas ke seluruh Indonesia dan upaya 3M, Tes-Lacak-Isolasi dan cakupan vaksinasi ternyata BELUM mantap," ucapnya lebih lanjut.
Sementara itu pakar epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman tidak merasa kaget saat mengetahui adanya lonjakan kasus Covid-19 selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.
Hal itu dikarenakan angka testing pemerintah yang juga meningkat dari sebelumnya dan bahkan ia menyangka seharusnya sudah bisa 100 ribu kasus.
"Sekarang itu (seharusnya) sudah lebih dari 100 ribu kasus. Jadi kalau 100 ribu ditemukan, enggak usah kaget juga. Apalagi hanya 50 ribu. Apalagi test positivity rate kita jauh di atas 10 persen," tutur Dicky pada Rabu (14/7/2021). (cr03)