PEMANDIAN Batu Quran yang berlokasi di Kampung Cibulakan Batu Quran, Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten, merupakan pemandian yang sudah dikenal masyarakat luas bahkan masyarakat luar Banten.
Saat mendatangi pemandian ini, di kolam air yang disebut sebagai Batu Quran, tampak beberapa bongkah batu berukuran besar yang terendam oleh air.
Salah satu batu yang berbentuk pipih yang lebih kecil diyakini sebagai Batu Quran. Pengunjung yang mandi di kolam itu dilarang menginjakkan kaki di atas batu tersebut.
Bahkan pengelola menuliskan peringatan larangan menginjak batu itu persis di lokasi atas di mana batu itu berada.
Beberapa orang yang mandi di Batu Quran tampak mengelilingi batu tersebut beberapa kali. Konon cara ini dilakukan agar ujung yang mandi mendapatkan karomah dan keberkahan.
Semula pemandian Batu Quran ini hanya pemandian biasa namun pada sekitar tahun 2003-an mulai dibangun dan dirapikan dengan membuat menara dan masjid di sekitar pemandian.
Pemandian laki-laki dan perempuan juga dipagari tembok tinggi menjulang.
Berdasarkan cerita rakyat yang hidup di masyarakat Batu Quran
Konon berdasarkan cerita tersebut Syekh Maulana Mansyur yang merupakan salah satu putra dari Sultan Banten yaitu Sultan Maulana Hasanuddin ketika sedang belajar agama di Mekah saat akan pulang tidak menggunakan metode yang biasa.
Saat itu Syekh Maulana Mansyur pulang melalui lautan lalu muncul di kolam penuh air yang saat ini dinamakan sebagai pemandian Batu Quran.
"Tidak ada makam Syaikh Maulana Mansyur di sini karena hanya petilasan. Kalau makam Syaikh Maulana Mansyur ada di Cikaduen, Pandeglang," kata Tubagus Didi Sabarudin, pengurus yang menjaga pemandian Batu Quran, Jumat (30/7/2021).
Berdasarkan keterangan Didi, sejak ia kecil sampai sekarang yang air di kolam pemandian batu quran tidak pernah surut meski kemarau panjang melanda.
Meski air dalam kolam tersebut terlihat tenang Sesungguhnya air itu mengalir dengan sangat deras. Derasnya air bisa disaksikan dari saluran pembuangan yang berada di belakang kolam pemandian khusus perempuan.
"Alhamdulillah kemarau enggak pernah surut," katanya.
Humaedi, seorang warga Tanjung Lesung yang datang ke pemandian Batu Quran, mengaku baru pertama kali datang ke tempat itu. Padahal dia sudah mengetahui keberadaan pemandian batu quran itu sudah sejak kecil.

Oleh-oleh makanan kecil di Batu Quran.(luthfillah)
Sebelum ke pemandian batu quran ia bersama anggota keluarganya terlebih dahulu berziarah ke makam Syekh Maulana Mansyur di Cikaduen.
Pemandian Quran merupakan salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Karena ramai maka penduduk sekitar membuka warung dan menjual sejumlah kebutuhan bagi peziarah.
Beberapa warga menjual makanan khas Pandeglang yang bisa dibeli pengunjung sebagai buah tangan.
Beberapa makanan khas itu misalkan keripik sukun, keripik kulit melinjo, kolang-kaling, asam kuranji, ceplis, emping melinjo, dan lain-lain.
Harga makanan ini cukup terjangkau dari mulai Rp5.000 terbungkus sampai Rp10.000. (Kontributor Banten/Luthfillah)