JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kerusuhan dan penjarahan di Afrika Selatan masih terus berkecamuk. Polisi dan tentara sejauh ini belum mampu mengendalikan luapan kemarahan rakyat atas pemenjaraan mantan Presiden Jacob Zuma.
Lebih dari 70 orang tewas dan 1.200 ditangkap selama enam hari karena pihak berwenang gagal menghentikan kekerasan dan penjarahan yang meningkat, seperti dilaporkan Aljazeera.
Terdapat pemandangan gudang yang terbakar setelah kekerasan meletus menyusul pemenjaraan mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, di Durban, Afrika Selatan.
Kekerasan dan penjarahan telah berkecamuk di Afrika Selatan selama enam hari berturut-turut, memicu kekhawatiran kekurangan makanan dan bahan bakar karena gangguan pada pertanian, manufaktur dan penyulingan minyak mulai terasa di tengah kerusuhan terburuk negara itu dalam beberapa dekade.
Lebih dari 70 orang tewas karena luapan kemarahan telah meluas menjadi curahan kemarahan atas ketidaksetaraan yang tersisa 27 tahun setelah berakhirnya apartheid.
Kini, kemiskinan telah diperburuk oleh pembatasan sosial dan ekonomi yang ketat yang bertujuan untuk mengekang penyebaran Covid-19.
Lebih dari 1.200 orang telah ditangkap dalam pelanggaran hukum yang berkecamuk di daerah miskin di dua provinsi,.
Sebuah stasiun radio komunitas digeledah dan dipaksa mengudara pada hari Selasa dan beberapa pusat vaksinasi Covid-19 ditutup, mengganggu inokulasi yang sangat dibutuhkan.
Banyak kematian di provinsi Gauteng dan KwaZulu-Natal terjadi dalam kekacauan saat ribuan orang mencuri makanan, peralatan listrik, minuman keras dan pakaian dari toko, kata polisi.
Pengerahan 2.500 tentara untuk mendukung polisi Afrika Selatan yang kewalahan sejauh ini gagal menghentikan penjarahan yang merajalela. (*)