AUSTRALIA, POSKOTA.CO.ID – Istri dari seorang petani di Australia terkejut usai bola matanya dimakan oleh para tikus liar saat sedang tertidur lelap di rumahnya dan sampai harus dirawat di rumah sakit.
Menurut laporan The Sun, sang wanita merupakan salah satu dari banyaknya korban penyakit sampar, yakni penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.
Selain itu, tepatnya dibulan lalu ada kasus juga seorang petani yang merasakan seekor tikus berlarian di wajahnya saat dirinya sedang tertidur.
"Saya merasakan sensasi geli dan adanya bulu diwajah saya saat tikus merangkak dari belakang telinga ke pipi saya," ujar Mick Harris, seorang pria dari Narromine kepada The Times.
“Kejadian itu membuat kulit saya merinding. Rambut saya berdiri dan saya melompat dari tempat tidur.” sambungnya.
Pria berusia 35 tahun itu sampai tidak bisa tidur semalaman karena takut adanya tikus yang kembali menghampirinya.
“Selama sisa malam itu saya tidak tidur sedikit pun, sampai saya pada akhirnya berhasil menangkap tikus itu dalam perangkap di bawah tempat tidur.” paparnya.
Beberapa minggu sebelumnya, istrinya mengalami kejadian mengerikan yang sama setelah dia dibangunkan oleh salah satu hama yang menggigit jari manisnya.
“Kami punya dua anak kecil. Itu membuat Anda khawatir ketika mereka bangun menangis karena mereka kedapatan melihat tikus di tempat tidur mereka,” tutur Harris.
Serangan hewan pengerat ini lebih dari sekadar menjijikkan, tetapi mereka juga berpotensi menyebarkan penyakit.
Seorang pemilik hotel hampir meninggal setelah tertular leptospirosis, infeksi bakteri yang ditemukan dalam urin hewan pengerat.
Tikus-tikus itu juga telah menyebabkan kerusakan tanaman senilai ratusan ribu dolar, memicu kebakaran dengan menggerogoti kabel listrik dan bahkan mulai memakan diri mereka sendiri.
“Jika saya berjalan keluar dari pintu di sana sekarang dan berdiri diam, mereka akan memanjat keluar dari celana saya dan di dalam celana saya, mereka akan berlarian ke mana-mana,” pungkas Wakil Presiden Asosiasi Petani New South Wales, Xavier Martin.
“Mereka telah mengambil alih banyak rumah kami, gudang kami, kendaraan kami, traktor kami,” tambahnya. (cr03)