JIKA ayah ketahuan punya WIL, anak-anak pastilah memusuhi ayahnya. Tapi Fadli, (28), dan Ricky, (26), dari Makasar (Sulsel) ini lain.
Fadli bela emaknya, dan Rocky bela ayahnya, persis rakyat Indonesia yang saling bela Palestina dan Israel. Sebelum keduanya saling tusuk dengan pisau, emak panggil polisi untuk melerainya.
Mantan Pangkokamtib Sudomo pernah ditanya pers soal umurnya. Jawabnya santai, puser ke atas 50 tahun, dan puser ke bawah 17 tahun. Jelas itu sekedar guyonan saja.
Tapi dalam kehidupan nyata, banyak juga lelaki yang sudah berusia 67 tahun masih doyan daun muda, katanya buat lalapan di tempat tidur. Padahal realitasnya itu bukan lagi pandangan hidup, melainkan perjuangan hidup!
Kakek Yunus, (67), dari Bantaeng Makasar, rupanya masih enerjik juga. Dalam usia setua itu masih punya WIL yang usianya jauh lebih muda, namanya Aisah, (40). Maklum, ketika dirinya masih rosa-rosa macam Mbah Marijan, Mariah, (60), istrinya sudah tak mampu melayani lagi, apa lagi dalam kondisi sakit-sakitan.
Sejak kapan Yunus punya WIL, tak ada catatannya. Yang jelas belakangan ini skandal si kakek ketahuan istrinya. Melalui sidang keluarga, aib keluarga itu di-SP3, istri memberi maaf dan si kakek berjanji takkan mengulangi lagi. Anak-anak percaya akan ketulusan sang ayah, sehingga tak perlu pakai perjanjian di atas meterai Rp 10.000,-
Tapi rupanya kakek Yunus kalah sama burung merpati. Burung merpati saja tak pernah ingkar janji, diam-diam si kakek kontak-kontakan lagi sama si janda Aisah. Ini diketahui oleh Rocky, berdasarkan kiriman WA antara keduanya yang terus gencar.
Rocky bermaksud mengadu pada ibunya, tapi dicegah oleh Fadli. “Ini kan menyakiti hati ibu kita, kenapa kakak membiarkan. Apa kakak Fadli sudah dungu, apa?” kata Rocky mendungu-dungukan kakak kandung.
Tapi Fadli punya alasan, jika emak sampai tahu, penyakitnya bisa bertambah parah. Kalau sampai meninggal atau wafat istilah wartawan muda sekarang, kan kita sendiri yang rugi.
Kita bisa kehilangan emak. “Mending kita diam, sehingga kita tetap punya dua emak. Bapak kita hepi dan ibu kita juga sehat,” begitu alasan si Fadli.
Alasan Fadli yang demi kepentingan sesaat, tak bisa diterima oleh Rocky. Maka begitulah, Fadli membela sang ayah sementara Rocky membela emaknya.
Persis orang Indonesia menyikapi krisis Timur Tengah, ada yang membela Palestina, tapi ada juga yang membela Israel. Begitu gaduhnya pertikaian kakak adik tersebut, sampai keduanya saling pegang senjata. Nggak tahu siapa yang jadi korban, mati bukan karena Covid-19, tapi mati dimakan pisau belati.
Keributan itu terdengar oleh Ny. Mariah, sehingga dia langsung telpon polisi Polres Makasar. Polisi segera meluncur ke TKP. Beruntung pisau itu belum sampai haus darah, karena hari masih pagi dan di dalam rumah lagi.
Pisau itu berhasil direbur petugas dan keduanya dibawa ke Polres. Bukan untuk ditangkap, tapi dinasihati. Tak perlulah ribut macam orang bela Palestina dan Israel. Tak sampai buka dompet, minta sumbangan ke masyarakat, kan? (GTS)